Waspada Hepatitis Misterius, Dinkes Jabar Siapkan Langkah Antisipasi

CNN Indonesia
Minggu, 08 Mei 2022 18:15 WIB
Dinkes Jabar memasifkan sosialiasi hingga melakukan pemantauan laporan satu pintu secara daring (online) melalui email.
Ilustrasi. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) mewaspadai kasus hepatitis misterius yang muncul di Indonesia. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ALENA DZIHILEVICH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) mewaspadai kasus hepatitis misterius yang hingga saat ini menyebabkan tiga anak di DKI Jakarta dan satu anak di Jawa Timur meninggal dunia.

Kepala Dinkes Jabar Nina Susana Dewi mengatakan meski saat ini belum ada kasus hepatitis misterius di Jabar, tetapi pihaknya melakukan sejumlah langkah antisipasi.

"Kami meningkatkan sosialisasi, komunikasi-informasi-edukasi (KIE), serta menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat," kata Nina dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Dinkes Jabar melakukan pemantauan laporan satu pintu secara daring (online) melalui email.

Kemudian, menginventarisasi kemampuan Labkesda atau rumah sakit di kabupaten/kota untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis. Lalu, menguatkan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit.

"Rumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut ini," ucapnya.

Kementerian Kesehatan mengonfirmasi sedikitnya empat anak di Indonesia dilaporkan meninggal dunia akibat terpapar hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya atau hepatitis misterius.

Rinciannya, tiga kasus kematian anak terjadi di DKI Jakarta dan satu kasus kematian dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Jumat (6/5).

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga kini belum diketahui penyebab hepatitis misterius yang muncul sejak 15 April lalu di Indonesia.

"Iya [empat kasus kematian]. Tapi kita menyebutnya pending klasifikasi ya, jadi sedang dilakukan pemeriksaan ya. Karena harus diperiksa dulu di laboratorium terkait varian hepatitisnya," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com.

Nadia kemudian menjelaskan alasan pihaknya hingga saat ini masih belum bisa menggolongkan ketiga kasus tersebut sebagai kasus hepatitis akut dengan gejala berat. Sebab, butuh waktu untuk pemeriksaan laboratorium.

Nadia mengatakan satu kasus kematian terbaru di Kabupaten Tulungagung terjadi pada anak berusia tujuh tahun yang mengalami sejumlah gejala di antaranya mirip gejala penyakit kuning. Kemudian demam, diare, urine berwarna lebih pekat dan feses berwarna pucat.

Sementara tiga kasus kematian sebelumnya di DKI Jakarta dilaporkan dalam kondisi stadium lanjut ketika sampai di Rumah Sakit. Ketiga pasien anak tersebut masing-masing berusia 2 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun.

Ia menyarankan para orangtua memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat jika ditemukan gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, dan penurunan kesadaran.

(hyg/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER