Pemprov DKI Perkuat Surveilans Kasus Hepatitis Misterius

CNN Indonesia
Senin, 09 Mei 2022 21:53 WIB
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkuat surveilans untuk mencegah kasus hepatitis misterius.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkuat surveilans untuk mencegah kasus hepatitis misterius. Ilustrasi. (Pexels/Wesley Wilson)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkuat surveilans untuk mencegah kasus hepatitis misterius. Sampai saat ini, sudah ada empat anak dilaporkan meninggal dunia akibat hepatitis misterius ini, tiga di antaranya di DKI Jakarta.

"Tentu kita menguatkan sistem surveilans yang memang sudah berjalan sejak tahun 2002," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota, Senin (9/5).

Widyastuti mengatakan saat ini sudah ada mekanisme yang mewajibkan semua fasilitas kesehatan, yaitu rumah sakit, puskesmas, dan klinik langsung melapor jika menerima pasien dengan penyakit menular.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan, ada 17 daftar penyakit menular yang harus segera dilaporkan. Salah satunya adalah hepatitis.

"Jadi, apapun penyakit menular yang berpotensi itu harus kita tangkap sebagai informasi awal untuk dilakukan investigasi dan langkah-langkah pengamanan," jelasnya.

Widyastuti menambahkan, Dinkes DKI Jakarta pun berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, RSCM, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyusun pedoman bagi tenaga kesehatan ketika menghadapi pasien yang diduga terjangkit hepatitis misterius.

Ia menuturkan pihaknya juga telah mengundang seluruh direktur rumah sakit di DKI Jakarta agar mewaspadai kasus hepatitis ini.

Sementara itu, terkait tiga anak di DKI Jakarta yang meninggal dunia di RSCM, Widyastuti menyebutkan penyakit ketiga pasien belum terkonfirmasi hepatitis.

Dia mengatakan pihaknya tak mau tergesa-gesa menyimpulkan bahwa tiga kasus kematian tersebut akibat hepatitis. Saat ini Dinkes DKI masih mendalami tiga kasus kematian itu.

"Probable pun belum. Semua menganggap sebagai misterius hepatitis akut. Namanya juga misterius, jadi masih perlu dilakukan pendalaman," ujarnya.

Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi sedikitnya empat anak di Indonesia dilaporkan meninggal dunia akibat terpapar hepatitis yang belum diketahui penyebabnya atau hepatitis misterius.

Rinciannya, tiga kasus kematian anak terjadi di DKI Jakarta dan satu kasus kematian di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Berdasarkan temuan terkini, keempat kasus kematian pada anak-anak itu menunjukkan gejala yang hampir sama.

Gejala yang dialami pasien mirip gejala penyakit kuning yang diikuti demam, diare, urine berwarna lebih pekat, dan feses berwarna pucat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia. Namun, WHO baru melaporkan satu kasus kematian yang terjadi di luar Indonesia.

Namun, Kemenkes belum bisa menggolongkan empat kasus hepatitis yang menyebabkan kematian empat anak di Indonesia sebagai hepatitis akut dengan gejala berat.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kasus tersebut masih dalam tahap klasifikasi. Menurutnya, pemeriksaan laboratorium membutuhkan waktu.

"Karena memang perlu ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan. Terutama pemeriksaan adenovirus dan hepatitis E, yang membutuhkan waktu selama 10-14 hari," kata Nadia.

(tsa/dmi/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER