PDSI Yakin Terawan Gabung, Siapkan Upacara Penerimaan
Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) yakini dokter Terawan Agus Putranto bakal bergabung ke lembaga ini. PDSI berencana mengadakan upacara jika mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto resmi bergabung sebagai anggota.
Ketua Umum PDSI Brigjen TNI (Purn) dr Jajang Edi Priyanto mengatakan kemungkinan besar Terawan akan masuk organisasi profesi dokter yang belum lama didirikan ini.
"Kemungkinan besar memang beliau (Terawan) akan bergabung bersama PDSI. Beliau kan sudah 'diusir' dari rumah lama," kata Jajang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (11/5).
PDSI menurutnya sejak awal pihaknya sudah membuka pintu bagi mantan Menteri Kesehatan itu jika ingin bergabung.
"Kalau beliau sudah daftar, akan saya agendakan untuk upacara penerimaan beliau," kata Jajang yang pernah jadi staf khusus Terawan saat jadi Menkes ini.
Atas dasar itu, PDSI inisiatif memproses sejumlah mekanisme pendaftaran, seperti meminta identitas pribadi dan kelengkapan kedokteran Terawan.
Apabila Terawan resmi bergabung, Jajang juga memastikan pihaknya akan sangat terbuka dengan inovasi yang dilakukan oleh Terawan selama ini.
Salah satunya terapi stroke iskemik kronik yang dikenal sebagai Brain Washing (BW) atau Brain Spa (BS). Metode cuci otak Terawan itu dikenal sebagai Intra-Arterial Heparin Flushing (IAHF) untuk tujuan terapi yang merupakan modifikasi Digital Subtraction Angiography (DSA).
PDSI, kata dia, akan memfasilitasi hingga metode terapi cuci otak itu sempurna dan menjadi gold standard pengobatan stroke.
Lihat Juga : |
Selama ini, metode cuci otak itu sebelumnya ditentang lantaran dinilai melanggar kode etik kedokteran oleh IDI.
Sebelumnya, Jajang mengatakan PDSI secara resmi telah mendeklarasikan diri sebagai salah satu organisasi profesi kedokteran pada 27 April 2022 lalu.
Dia menerangkan bahwa PDSI telah mendapat SK Kemenkumham dengan nomor AHU-003638.AH.01.07.2022 tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia.
Merespons deklarasi itu, Ketua Umum Pengurus Besar IDI Adib Khumaidi menegaskan bahwa organisasi kedokteran hanya boleh ada satu. Menurutnya, standar layanan, etik, kompetensi, dan mutu layanan harus muncul dari satu organisasi profesi kedokteran.