Seorang remaja putri bernama Vanessa diklaim sembuh dan bisa berjalan lagi usai mendapat Vaksin Nusantara dari bekas Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
Paman Vanessa, Dar Edi Yoga menceritakan kesaksian tentang proses perawatan Vanessa. Ia berkata kisah Vanessa bermula pada akhir 2021.
Kala itu, Vanessa masuk rumah sakit karena gejala demam berdarah. Kemudian, kondisinya semakin melemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjalani sejumlah perawatan di rumah sakit hingga Maret 2021. Setelah itu, ia pun mengalami inflamasi pascacovid.
"Sempat dinyatakan inflamasi pascacovid, darah tepi semua jauh di bawah standar. Pas cerita ke dokter Terawan, dia bilang autoimun," kata Yoga saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (30/4).
Terawan pun menawarkan bantuan kepada keluarga Vanessa. Vanessa pun dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto pada 1 April 2022.
Yoga menyebut kondisi Vanessa saat itu begitu lemah. Bahkan, Vanessa harus menggunakan kursi roda untuk berjalan.
Di RSPAD, Terawan memberi terapi Vaksin Nusantara kepada Vanessa. Darah Vanessa diambil untuk diproses. Kemudian, Terawan menyuntik Vaksin Nusantara pada tanggal 8 April 2022.
"Waktu disuntik Vaksin Nusantara, dokter Terawan bilang mudah-mudahan sampai rumah bisa jalan. Benar, sampai rumah benar bisa jalan, tetapi belum pulih benar," ujar Yoga.
"Besoknya, bisa jalan ikut ke supermarket. Hari ketiga, kamarnya di lantai dua, dia bisa naik," imbuhnya.
Yoga mengklaim Vanessa tak perlu perawatan tambahan. Ia pun menyebut penyakit yang diderita Vanessa sudah tidak tampak setelah penyuntikan Vaksin Nusantara.
"Kemarin sudah sekolah, SMP. Cuma karena kelasnya di lantai dua, sekolah memperbolehkan Vanessa sekolah daring," tuturnya.
Meski demikian, belum ada kajian ilmiah mengenai klaim kesembuhan Vanessa. Vaksin Nusantara pun masih berada di tengah polemik karena belum lulus penelitian dan mengantongi izin pakai BPOM.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum Dokter Indonesia (IDI) Daeng Fiqih menilai kasus Vanessa hanya kebetulan. Dia menyangsikan keabsahan klaim tersebut sebelum ada kajian ilmiah lebih lanjut.
"Untuk menghindari efek plasebo, apalagi kalau kebetulannya cuma sekali, sembuhnya cuma sekali atau lima kali, itu enggak bisa kemudian diambil ditarik kesimpulan, bahwa [vaksin] itu bisa menyembuhkan," ungkap Daeng kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (30/4).