Fahri Hamzah Sindir Politisasi BUMN untuk Pemilu 2024
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menyindir politisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Sindiran itu dilayangkan Fahri lewat akun Twitter miliknya, @Fahrihamzah, Rabu (11/5).
Awalnya, ia mengomentari berita yang menginformasikan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir mengancam akan membuat daftar hitam (blacklist) mitra perusahaan pelat merah yang tidak menaati aturan atau bandel.
Merespons berita itu, Fahri menilai Erick lupa bahwa pihak yang sebenarnya bandel ialah BUMN. Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari tunggakan utang BUMN yang tersebar di banyak tempat. Fahri juga menyebut BUMN sering melakukan kongkalikong demi kepentingan pihak di sekitarnya.
Fahri mengaku heran dengan langkah Erick yang malah menyalahkan mitra perusahaan pelat merah tersebut.
"Pak @erickthohir lupa bahwa yang bandel itu adalah BUMN. Ngutang di mana-mana nggak bayar di mana-mana. Kalau bermasalah pajak minta keringanan, kalau punya masalah hukum dengan Mitra minta tolong Kejaksaan dan polisi. Semua untuk kepentingan Kongkalikong kiri kanan..!," cuit Fahri.
"BUMN sudah ancur-ancuran. Tiba2 nyalain mitra.. Hari gini," sambungnya.
Setelah itu, mantan Wakil Ketua DPR itu menyampaikan bahwa memberikan izin kepada orang yang mengendalikan Kementerian BUMN berkampanye untuk Pemilu 2024 merupakan sebuah kesalahan besar.
Pasalnya, menurut Fahri, Kementerian BUMN memiliki jaringan yang lebih luas dibandingkan pemerintah pusat dan sangat berpotensi disalahgunakan. Ia berkata, politisasi BUMN adalah bahaya laten.
"Kentara sekali cara kerja menyehatkan dan menyelamatkan BUMN dengan cara konsolidasi besar2an demi fokus dan Sehatnya BUMN, dibanding kerja yang niatnya adalah menggunakan jaringan BUMN yang luas untuk popularitas dan kampanye politik," ujar Fahri.
CNNIndonesia.com sudah mencoba menghubungi Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga untuk meminta tanggapan atas pernyataan Fahri ini. Namun, Arya belum merespons pesan singkat yang dikirimkan hingga berita ini diturunkan.
(ain)