Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter, Nelayan di Bengkulu Tidak Melaut

CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2022 15:47 WIB
Ilustrasi. Akibat gelombang tinggi dua sampai empat meter, nelayan-nelayan di Bengkulu tidak melaut sehingga pendapatannya menurun. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Fatmawati Bengkulu mengeluarkan peringatan dini terkait tingginya gelombang di perairan Bengkulu yang mencapai empat meter sehingga nelayan di Pantai Malabero tidak melaut sejak beberapa hari terakhir.

Prakirawan BMKG stasiun Fatmawati Bengkulu, Haris di Bengkulu, Senin mengatakan bahwa perairan di wilayah Bengkulu dan Pulau Enggano hingga beberapa hari ke depan akan terjadi ombak dengan ketinggian mencapai empat meter.

"Hingga beberapa hari ke depan ketinggian air di perairan Bengkulu tinggi dan akan sempat turun namun akan kembali tinggi," kata Haris seperti dikutip dari Antara, Senin (16/5).

Untuk di wilayah pesisir Bengkulu ketinggian air mencapai dua hingga 3,5 meter dan untuk di Pulau Enggano hingga ke Samudera mencapai empat meter.

Haris menerangkan   tingginya gelombang di perairan Bengkulu  karena adanya gangguan cuaca yang menimbulkan angin kencang hingga memicu naiknya gelombang air laut.

Sementara itu, salah satu nelayan tradisional di Pantai Malabero Kota Bengkulu, Sonik mengatakan bahwa akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi perairan Bengkulu membuat aktivitas para nelayan di Bengkulu menjadi terganggu.

"Kami telah beberapa hari menghentikan aktivitas melaut akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi," ujarnya.

Sebab jika nelayan tetap nekat melaut akan berbahaya bagi keselamatan diri sendiri serta hasil laut yang didapat sedikit.

Akibat kondisi cuaca tersebut, lanjut Sonik, pendapatan para nelayan seperti dirinya menurun. Dan, sambil menunggu cuaca kembali membaik, para nelayan memperbaiki alat tangkap ikan miliknya.

Operator Transportasi Laut Waspadai Gelombang Tinggi di Malut

Sementara itu, di tempat terpisah, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan, sejumlah Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) memperketat aktivitas pelayaran guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut akibat kondisi cuaca bergelombang tinggi.

"Berdasarkan laporan, ada KUPP yang melakukan sistem buka-tutup aktivitas pelayaran, karena cuaca tidak menentu dan sewaktu-waktu terjadinya gelombang tinggi," kata Kepala Seksi Lalulintas angkutan laut KSOP Ternate, Djunaidi di Ternate, Senin.

Sejumlah KUPP seperti di Jailolo dan Taliabu perketat aktivitas pelayaran antar-pulau karena kondisi cuaca yang bergelombang disertai angin kencang.

Sehingga, KSOP melalui KUPP berlakukan sistem buka-tutup untuk aktivitas pelayaran, terutama untuk rute Jailolo-Ternate maupun berbagai rute antarpulau di wilayah Malut.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar kapal laut terutama speedboat untuk tidak memaksakan diri beroperasi jika kondisi cuaca tidak membaik.

Selain itu, seluruh pemilik kapal untuk utamakan ketersediaan alat keselamatan guna menghindari terjadinya kecelakaan laut.

Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Baabullah Ternate, Dewi Makhrantika ketika dihubungi mengimbau masyarakat yang akan menggunakan jasa transportasi laut untuk waspada potensi peningkatan tinggi gelombang dan penurunan jarak pandang akibat cuaca buruk.

"Terjadi perubahan kecepatan angin mencapai 50 km/jam di wilayah perairan. Selain itu, ada pola angin di bagian utara bergerak ke arah barat laut-timur dengan kecepatan angina berkisar 5-20 knot," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya untuk potensi hujan ringan-sedang di wilayah Wasile, Maba, Buli, Patani, dan sekitarnya dan umumnya berawan dengan potensi hujan ringan-sedang di wilayah Gane, Jailolo, Ternate, Oba dan sekitarnya.

(antara/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK