Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Konferensi Besar (Konbes) di Hotel Yuan Garden, Jakarta Pusat pada 20-21 Mei. Ada dua pokok pembahasan utama dalam forum permusyawaratan tertinggi PBNU itu.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan Konbes membahas berbagai peraturan secara komprehensif. Berkaitan dengan perubahan istilah organisasi menjadi perkumpulan dalam AD/ART NU.
"Sekarang kita sebut sebagai peraturan perkumpulan, kita perlukan penyempurnaan karena pekerjaan-pekerjaan yang sekarang begitu banyak dan begitu kompleks," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (20/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Kedua, Gus Yahya mengatakan Konbes NU kali ini juga akan membahas dan mengesahkan rancangan sistem kaderisasi. Yahya menilai pembahasan ini karena kader NU akan menghadapi berbagai tantangan dalam perubahan zaman.
"Jadi kita bangun sebagai satu format baru yang kita harapkan akan menghasilkan kader-kader dengan kualifikasi yang lebih baik dari sebelumnya," kata dia.
Gus Yahya berharap aturan dan sistem kaderisasi yang baru bisa membuat seluruh agenda NU berjalan efektif.
"Kita butuhkan untuk mengeksekusi agenda-agenda yang sudah kita canangkan," tuturnya.
Dalam sambutannya, Gus Yahya juga mengapresiasi seluruh kinerja jajaran PBNU selama empat bulan terakhir setelah Muktamar dihelat di Lampung. Dia menganggap PBNU telah berakselerasi dengan cepat.
"Saya sampai mengibaratkan bahwa kalender di PBNU sudah tidak ada nama hari maupun angkanya. Yang kita tahu hanya matahari terbit dan matahari tenggelam. Karena hari demi hari tidak pernah sepi dari pekerjaan yang harus dilaksanakan," kata dia.
Pada agenda pembukaan Konbes Nu tersebut turut hadir Mustasyar PBNU Mustofa Bisri atau Gus Mus, Rais Aam PBNU Miftahul Achyar, dan juga puteri KH Abdurrachman Wahid atau Gus Dur Alissa Wahid.
Selain itu, turut hadir juga Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa.
(tfq/bmw)