Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyatakan bahwa alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki Indonesia saat ini masih sangat kurang.
Andika mengatakan itu merespons pernyataan Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto ihwal pertahanan udara ibu kota negara (IKN) baru rentan ancaman eksternal.
"Memang kalau dilihat dari alutsista kita, memang kurang banyak sekali. Bukan hanya di udara, tapi di matra darat dan laut," kata Andika kepada wartawan di Kantor PBNU, Senin (24/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mengakui masih banyak kekurangan, Andika mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang selalu berupaya meningkatkan jumlah alutsista.
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan sudah berupaya melakukan yang terbaik sesuai dengan keuangan negara.
"Dari tahun ke tahun biasanya selalu ada naik, turun, dan itu semua juga akan berpengaruh pada besaran. Tapi yang jelas tidak ada pemerintah yang tidak berusaha maksimal dalam memberikan anggaran termasuk pemerintah presiden saat ini," kata Andika.
Sebelumnya, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto mengatakan pemindahan Ibu Kota perlu disertai dengan perubahan paradigma pertahanan.
Menurutnya, selama ini pertahanan Indonesia fokus pada pertahanan darat dengan mengandalkan strategi pertahanan mendalam (in-depth defense).
Paradigma ini, kata Andi, tidak lagi optimal karena tidak sejalan dengan posisi geografis serta topografi Ibu Kota Nusantara.
"Secara geografis, Nusantara memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman eksternal, khususnya yang bersumber dari udara. Oleh karena itu, kapasitas anti-access atau area-denial di sekitar IKN perlu diperkuat," kata Andi dalam Orasi Ilmiah HUT ke-57 Lemhannas, Kamis (19/6).
(yoa/bmw)