Eks Direktur WHO Usul Booster Kedua Pakai Skema per Daerah

CNN Indonesia
Kamis, 26 Mei 2022 05:49 WIB
Pemberian vaksin dosis booster kedua atau dosis keempat diusulkan agar menggunakan skema per daerah, bukan serentak secara nasional.
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Jakarta, Rabu (12/1/2022). (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengusulkan peluang pemberian vaksin dosis booster kedua atau dosis keempat di Indonesia dapat diberikan dengan skema per daerah dan bukan serentak secara nasional.

Usulan itu Tjandra sampaikan usai berkaca pada pemberian vaksin dosis keempat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan New York (NYSDOH) dalam beberapa waktu terakhir. Ia menyebut New York telah memfasilitasi 2 ribu titik lokasi vaksinasi Covid-19 gratis, salah satunya untuk pemberian booster kedua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada tiga hal yang saya catat, yang mungkin dapat dipertimbangkan juga di negara kita. Pertama, kebijakan ini dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan New York, artinya bukan nasional," kata Tjandra kepada CNNIndonesia.com, Rabu (25/5).

Pertimbangan kedua, perlunya memperluas pemberian vaksin booster kedua untuk digunakan di sejumlah negara imbas antibodi yang menurun. Ketiga, ia menilai Indonesia perlu mencontoh New York dengan akses fasilitas vaksinasi dan tes Covid-19 di berbagai stasiun kereta.

Tjandra juga menginformasikan bahwa New York telah mengharuskan anak berusia 5-11 tahun mendapat booster dalam waktu lima bulan setelah menerima vaksin primer lengkap dengan merek Pfizer. Pun anak-anak dengan gangguan imunologis sedang dan berat di New York dianjurkan mendapatkan booster kedua.

"Dinas Kesehatan New York juga memperkuat rekomendasinya bahwa mereka yang berusia 50 tahun ke atas juga perlu mendapat booster kedua, dalam jarak 4 bulan sesudah mereka mendapat booster pertama, demikian juga halnya mereka yang berusia di atas 12 tahun tetapi ada gangguan imunologis sedang dan berat," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan belum berencana melaksanakan program vaksinasi booster tambahan atau vaksin primer dosis keempat terhadap tenaga kesehatan maupun masyarakat di Indonesia.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril kemudian menyebut saat ini pihaknya masih berkonsentrasi untuk memberikan suntikan vaksin primer maupun booster pertama pada masyarakat.

(khr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER