Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta Ahmad Sahroni mengundang Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meski tak ada perusahaan BUMN yang menjadi sponsor di acara itu.
"Semua kita undang. Kalau dia [Erick] datang syukur. Tidak datang juga tidak apa-apa," kata Sahroni dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV, Jumat (3/6).
Sebelumnya, Sahroni sempat menyindir BUMN yang tidak menjadi sponsor untuk Formula E.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BUMN tidak berikan sponsor apapun. PLN untuk kelistrikan juga kami bayar full," tulis Sahroni dalam unggahan di akun instagram ahmadsahroni88, Kamis (2/6).
Sahroni pun mempertanyakan posisi kementerian yang dipimpin oleh Erick Thohir itu. Dia menegaskan bahwa Formula E merupakan ajang internasional. Sahroni heran ketika tidak ada perusahaan BUMN yang mau menjadi sponsor.
"Kami enggak ngotot minta, tapi ngotot untuk jadi bagian Indonesia," ujar Sahroni menambahkan.
Menteri BUMN Erick Thohir enggan berkomentar soal kabar perusahaan pelat merah tidak mensponsori ajang balap mobil listrik Formula E di Sirkuit Ancol pada akhir pekan ini, Sabtu (4/6).
"No comment," ujar Erick.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga buka suara soal isu perusahaan negara tidak ada yang menjadi sponsor Formula E.
Lihat Juga : |
Arya mengatakan alasan utama karena proposal kerja sama sponsor acara dari panitia Formula E baru masuk ke para BUMN sekitar sebulan sebelum ajang internasional bakal dihelat.
"Kementerian BUMN menerima informasi bahwa sebagian dari korporasi di bawah BUMN menerima proposal sponsorship dari panitia penyelenggara Jakarta E-Prix 2022 rata-rata sebulan sebelum event itu diselenggarakan," ujar Arya.
Padahal, menurut dia, para perusahaan pelat merah biasanya menerima proposal kerja sama sponsor setidaknya tiga bulan sebelum acara. Bahkan, kadang harus setahun sebelum acara.
"Dengan demikian, ada waktu yang cukup untuk melakukan kajian sebelum mengambil keputusan yang didasari oleh aspek bisnis dan kontribusi nilai sosial BUMN kepada masyarakat," jelasnya.
Sahroni kemudian merespons pernyataan Arya. Ia pun berharap BUMN seharusnya lebih aktif mengajukan penawaran tanpa perlu menunggu proposal dari panitia penyelenggara, mengingat Formula E Jakarta ajang balapan skala internasional.
"Proposal dianggap terlambat mah bukan jadi debat," ujar Sahroni.
(mts/bmw)