Pada survei Indikator Politik yang digelar April 2022 menempatkan ganjar sebagai capres paling potensial. Elektabilitas Ganjar mencapai 26,7 persen.
Sementara itu, Anies menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 19,4 persen. Elektabilitas Anies naik sejak akhir tahun lalu sekitar 4,3 persen.
Meski demikian, elektabilitas dua sosok itu dinilai bukan jaminan duet akan mulus menuju 2024. Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI menilai ada sejumlah permasalahan untuk duet Ganjar-Anies.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, relawan dua sosok itu saling bertolak belakang. Ada kemungkinan para relawan garis keras Ganjar enggan mendukung karena ada Anies. Begitu pula sebaliknya.
Masalah lain yang lebih krusial adalah kendaraan politik. Kunto menilai pasangan Ganjar-Anies sulit menarik dukungan partai.
"Partai mana yang mau mendukung? PDIP kemungkinan kecil mau dengan Pak Ganjar, apalagi ada Pak Anies di situ. Kalaupun NasDem, koalisi dengan siapa? Menurut saya, pasangan ini kecil kemungkinan terjadi, bukan tidak mungkin ya," kata Kunto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (3/6).
Kunto mengatakan masih ada sedikit peluang jika duet Ganjar-Anies mendapat restu Presiden Joko Widodo. Menurutnya, segala arah angin politik akan berubah jika Jokowi ikut campur tangan.
Kunto pun yakin para pemilih garis keras tiap-tiap kubu akan luluh jika elite sudah sepakat. Menurutnya, hanya butuh momentum dan isu strategis untuk mewujudkan duet Ganjar-Anies.
"Jika Pak Jokowi sudah oke, dan benar ada pertemuan itu (Surya paloh dengan Jokowi), dan sudah mengkristal, pasti jadi. Apa pun yang terjadi, pasti jadi," ucap Kunto.