Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritik birokrasi pemerintah yang memilih bekerja menggunakan cara-cara manual ketimbang memanfaatkan teknologi.
Ia mengatakan hal itu ketika menyinggung soal pemanfaatan teknologi dalam menangani masalah agraria di dalam pidato di Puncak Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA Summit 2022) di Sulawesi Tenggara, Kamis (9/7).
"Zamannya teknologi kayak gini masih pakai manual, kebangetan banget kita ini," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi lantas meminta birokrasi di Kementerian ATR/BPN untuk membangun aplikasi guna memudahkan sertifikasi lahan. Baginya, teknologi itu justru memudahkan membuat sertifikat tanah hanya dalam hitungan jam, tak lagi hitungan hari.
"Kalau kita enggak bisa panggil anak-anak muda yang pintar, buatin platform ini bagaimana caranya agar penyelesaian sertifikat itu bisa selesai dalam hitungan tidak hari tapi jam," kata Jokowi.
Jokowi lantas mencontohkan upaya pemerintah menggunakan teknologi di sektor agraria. Salah satunya dengan memanfaatkan kebijakan Satu Peta. Kebijakan itu, kata Jokowi, bisa dijadikan acuan dan didukung untuk memudahkan dalam bekerja.
"Model-model seperti ini yang memang harus kita mulai. Kalau kita tidak mau ditinggal oleh negara lain," lanjut dia.
Selain itu, Jokowi meminta pejabat di pusat dan daerah bisa saling terbuka dan bersinergi. Ia menyoroti kementerian/lembaga di pusat dan daerah sekadar terbuka di forum rapat, tapi tak ditindaklanjuti pada implementasinya di lapangan.
"Saya ingatkan lagi saya tidak bisa mentoleransi, mentolerir terjadinya kerugian negara, terjadinya kerugian masyarakat yang disebabkan oleh ego sektoral dan ego lembaga kita. Itu sudah setop, cukup, setop, Persoalan dimulai dari sini. Semuanya harus membuka diri," kata dia.