Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan hingga saat ini belum ada bukti valid yang menunjukkan bahwa kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia dalam sepekan terakhir diakibatkan oleh mutasi SARS-CoV-2 Omicron dengan subvarian baru yakni BA.4 dan BA.5.
Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Andani Eka Putra menambahkan, apabila dilihat dari karakteristik mutasi subvarian Omicron, terlihat bahwa BA.4 dan BA.5 mirip dengan BA.2. Sementara subvarian Omicron BA.2 menurutnya tak memicu ledakan kasus di Indonesia.
"Saya tidak terlalu yakin apakah BA.4 dan BA.5 betul-betul akan mampu menimbulkan peningkatan seperti Omicron di awal-awal dulu. Saya kurang terlalu yakin karena saya lihat polanya mirip dengan BA.2," kata Andi dalam acara daring yang dikutip pada Senin (13/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, ia menyebut masih ada kemungkinan lain dan untuk memastikannya pihaknya perlu memantau perkembangan kenaikan kasus Covid-19 dan juga hasil Whole Genome Sequence (WGS) 1-2 dua pekan ke depan terlebih dahulu.
Selain itu, Andani juga mengingatkan peningkatan kasus dalam beberapa waktu terakhir besar kemungkinannya tak ada kaitannya dengan Omicron BA.4 dan BA.5 lantaran kasus Covid-19 di Indonesia kembali di atas 500 per hari sejak 7 Juni lalu.
Sementara sudah ada delapan kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali dan Jakarta per 6 Juni, dengan keterangan salah satu kasus di antaranya merupakan sampel dari pasien yang diambil pada 15 Mei lalu.
"Kita belum melihat hubungan peningkatan kasus itu dengan penemuan BA.4 dan BA.5," ujarnya.
Perkembangan jumlah kasus warga yang terinfeksi virus corona di Indonesia mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir. Kenaikan terhitung 56 persen lebih tinggi atau dibandingkan satu pekan sebelumnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 6-12 Juni, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 3.688 kasus. Sementara pada periode sepekan sebelumnya atau selama periode 30 Mei-5 Juni, kasus Covid-19 berjumlah 2.385 kasus.
Penambahan kasus Covid-19 di atas 500 kasus juga konsisten terjadi selama 6 hari terakhir. Bahkan pada 10 Juni mencatatkan kasus harian sebanyak 627 kasus.
Namun demikian, perkembangan jumlah kasus kematian warga akibat Covid-19 menunjukkan tren penurunan kendati tak signifikan. Selama periode 30 Mei-5 Juni, kasus kematian Covid-19 berjumlah 41 kasus. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan data kematian sepekan terakhir yakni 28 kasus kematian.
(khr/isn)