PDI Perjuangan bertekad memenangkan Pemilu tiga kali berturut-turut atau hatrick pada 2024 mendatang. Dia meminta kader tidak jemawa meski lembaga survei menyatakan elektabilitas PDIP paling tinggi dibanding partai lain.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto di depan ribuan kader dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) anggota DPRD tingkat provinsi, kabupaten kota di Jakarta Pusat, Selasa (14/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto meminta kader tetap disiplin dan berpegang pada arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Dia juga meminta agar kader tak mudah terbawa arus.
"Jangan mudah terbawa arus. Komando akan diberikan ketum ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Hasto salam pidatonya.
"Dan ketika komando itu diberikan maka seluruh elemen kepartaian ini sudah bergerak dalam satu rampak barisan dengan penuh optimisme memenangkan pemilu tahun 2024, membuat hatrick saudara-saudara sekalian," imbuhnya.
PDIP tercatat mengantongi suara terbanyak dalam dua pemilu terakhir, masing-masing pada 2014 dan 2019. Pada 2014, partai Banteng mengantongi 23,7 juta (18,9 persen) suara di atas Golkar dan Gerindra. Dengan suara itu, PDIP mendapat 109 kursi di DPR.
Kemudian pada Pemilu Legislatif 2019, perolehan suara PDIP kembali menempati posisi teratas dengan 19,33 persen atau 27 juta suara. Dengan perolehan suara itu, PDIP mendapat 128 kursi di parlemen. PDIP lagi-lagi unggul dari Gerindra di posisi kedua dan Golkar di ketiga.
Hasto mengaku pihaknya tak mau jemawa meski sejumlah hasil survei menunjukkan PDIP sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi saat ini. Dia mengatakan PDIP akan selalu mengikuti aturan main dalam pemilu.
Sementara itu, Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa menyebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpotensi menjadi Ketua Umum PDIP jika menjadi capres dan menang.
Ardian menyampaikan itu saat menyampaikan hasil survei LSI Denny JA tentang tiga poros utama pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Jika ia menjadi calon presiden dari PDIP, dan terpilih sebagai presiden, Ganjar potensial pula menjadi Ketum PDIP setelah Megawati," kata Ardian dalam konferensi pers virtual, Selasa (14/6).
Ardian menyebut peluang Ganjar menduduki puncak partai berlambang banteng itu menjadi ketakutan elite PDI P yang menginginkan posisi ketua umum tetap diduduki keturunan Presiden Soekarno.
Berdasarkan survei LSI Denny JA terbaru, kata Ardian, Ganjar berada di posisi kedua setelah Prabowo Subianto dengan elektabilitas 23,5 persen, popularitas 66,4 persen, dan kesukaan 82,1 persen.
Sementara itu, elektabilitas Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Puan Maharani hanya2 persen dengan popularitas 66,8 persen dan tingkat kesukaan 53,4 persen.
"Walau Puan tokoh utama trah Soekarno yang memegang tiket PDIP, tapi elektabilitasnya selaku capres belum meyakinkan," ujar Ardian.
Survei LSI Denny JA Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1200 responden pada 24 Mei-7 Juni. Margin of error survei ini sekitar 2,9 persen. Dilakukan dengan metode multistage random sampling.