Presiden PKS: Indonesia ke Arah Otoritarian dalam 10 Tahun Terakhir
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyebut iklim politik Indonesia sudah berubah dari demokrasi ke otoritarian.
Menurut Syaikhu, perubahan iklim politik Indonesia terasa dalam 10 tahun terakhir.
"Selama hampir satu dekade ini demokrasi kita alami stagnansi, bahkan set back. Bahkan berputar haluan dari demokrasi ke arah otoritarian," kata Syaikhu dalam pidato pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PKS di Hotel Sahid Jakarta, Senin (20/6).
Syaikhu menyoroti bahwa kondisi Indonesia saat ini sarat dengan ketidakharmonisan. Salah satunya akibat pembelahan sosial yang berlarut hingga faktor kepercayaan publik yang menurun.
Meski demikian, Ia mengaku bersyukur Indonesia sampai saat ini masih utuh dan bertahan.
"Dan tanda-tanda ekonomi mulai meningkat. Namun ini perlu disikapi dan didorong sebagai elemen bangsa agar peningkatannya bergerak signifikan," kata dia.
Syaikhu lalu menegaskan PKS tak akan dijual kepada para oligarki yang menguasai banyak sumber daya. Menurutnya, oligarki senantiasa berusaha mendekati dan ingin menguasai partai politik.
"Karena itu saya perlu tegaskan bahwa PKS is not for sale to oligarch," kata Syaikhu.
Dia menyebut banyak pihak yang menganggap uang menjadi faktor utama penentu kemenangan dalam kontestasi politik seperti pemilu. Syaikhu mengatakan PKS akan melawan itu.
PKS, kata Syaikhu, akan selalu menentang praktik politik uang yang dipakai untuk misi pemenangan pemilu. Dia menyebut PKS akan melawannya dengan politik pemberdayaan.
"Bina lah masyarakat di sekeliling kita dengan kemampuan yang kita miliki. Sehingga ekonomi mereka semakin baik, hidup mereka semakin sejahtera, pendidikan mereka semakin tinggi, kesehatan mereka semakin prima, dan mereka optimis menyongsong Indonesia ke depan yang lebih baik," kata Syaikhu.
(rzr/bmw)