Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto buka suara terkait salah satu kader partainya, Ganjar Pranowo, menjadi salah satu bakal calon presiden rekomendasi hasil Rakernas Partai NasDem.
Hasto mengingatkan bahwa partai politik bukan klub sepak bola yang dapat melakukan transfer pemain. Apabila transfer pemain itu dilakukan di dalam politik, kata dia, motifnya adalah kapital atau menguntungkan klub tersebut saja. Sementara penonton mendapat hiburan, tak berpartisipasi dan punya kedaulatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, pilihannya juga terletak pada Pak Ganjar karena berpartai itu kan dengan prinsip-prinsip sukarela, kesadaran. Dan ini juga suatu ujian bagi setiap calon pemimpin," ujar Hasto dalam siaran CNN Indonesia News Update, Senin (20/6).
Hasto menjelaskan ke depan ini adalah masa ujian bagi setiap pemimpin untuk memikul tanggung jawab yang begitu besar. Calon pemimpin, kata Hasto, akan diuji dari segi kedewasaan, etika, moral, kesetiaan, serta kedisiplinan.
Menurut Hasto, manuver NasDem mencalonkan Ganjar tidak mengganggu maupun merusak hubungan kedua partai. Sebab, setiap partai mempunyai strategi.
Kendati demikian, ia mengatakan Ganjar telah menegaskan sikap dengan menyatakan bahwa dirinya adalah kader partai berlambang banteng moncong putih.
"Ketika seseorang sudah menyatakan sikapnya dengan tegas, dengan terang benderang seperti itu, tetapi kemudian juga ada pihak-pihak lain menerapkan cara-cara klub sepak bola, ya itu rakyat yang menilai," kata Hasto.
Lihat Juga : |
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menanggapi persoalan rekomendasi Ganjar oleh NasDem.
Menurut Burhan, hal ini memang bisa menimbulkan pertanyaan terkait apakah politik semacam ini bisa ditafsirkan sebagai proses pembajakan kader di luar partai atau tidak.
Burhan menjelaskan masing-masing pihak memiliki perspektif yang berbeda. Misalnya, Nasdem bisa mengatakan hal ini merupakan pintu masuk untuk putra putri terbaik bangsa.
"Tetapi untuk ukuran relasi politik dengan partai lain bagaimanapun brand Ganjar Pranowo adalah PDI Perjuangan. Jadi menurut saya memang mau tidak mau kembali pada publik. Jadi ini ujian sekali lagi buat Ganjar apakah dia lulus atau tidak sebagai seorang kader justru diuji ketika ada godaan politik semacam ini," jelas Burhan.
Lalu pertanyaannya, kata Burhan, apakah Ganjar sanggup atau tidak untuk mengabaikan godaan itu dan menunggu keputusan dari Ketua Umum.
Sebelumnya, Partai NasDem telah mengumumkan tiga nama yang menjadi bakal capres rekomendasi hasil Rakernas. Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Rekomendasi hasil Rakernas tersebut diumumkan langsung oleh Ketua Umum Surya Paloh.
"Pertama, Anies Rasyid Baswedan. Kedua, Muhammad Andika Perkasa. Ketiga, Ganjar Pranowo," kata Surya Paloh, Jumat (17/6) lalu.
Nama-nama itu berasal dari usulan para kader NasDem yang hadir di Rakernas selama tiga hari yakni 15, 16, 17 Juni. Pimpinan partai lalu membicarakannya hingga mengerucut kepada tiga nama.
Pemilihan sosok tidak didasari usulan terbanyak dari kader, melainkan lewat musyawarah.
Meski sudah memiliki nama bakal calon yang diusung, NasDem tetap harus berkoalisi dengan partai lain untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024. Sebab, jumlah kursi DPR yang dimiliki NasDem belum cukup untuk mengusung capres. Karenanya, NasDem perlu berkoalisi dengan partai lain agar syarat terpenuhi.
(pop/pmg)