Demo Tuntut Ketum PPP Suharso Turun Berujung Ricuh di Jakpus
Demonstrasi yang dilakukan massa mengatasnamakan Front Kader Penyelamat Partai (FKPP) PPP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/6) siang berujung ricuh.
Video kericuhan yang terjadi di depan Gedung DPP PPP itu juga viral di sejumlah media sosial. Salah satunya diunggah akun Instagram @wargajakpus.
Dalam unggahannya, massa aksi menuntut Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa untuk mundur dari jabatannya.
Kabar kericuhan tersebut juga dikonfirmasi Kapolsek Menteng Kompol Netty Rosdiana. Netty mengatakan, keributan itu sempat terjadi sekitar pukul 15.00 WIB.
"Iya betul (ada kericuhan)," jelasnya ketika dikonfirmasi, Jumat (24/6).
Netty menjelaskan, kericuhan bermula saat massa aksi dari FKPP PPP terlibat cekcok dengan massa dari Bamus Betawi dan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) di lokasi aksi.
Menurutnya, kedua ormas tersebut telah berada terlebih dahulu di depan kantor PPP. Kehadiran kelompok FKPP PPP kemudian disebut memicu gesekan di antara kedua kelompok itu.
"Terjadi aksi spontan yang dilakukan oleh massa GPK dan Bamus Betawi mendorong petugas yang menjaga barikade melerai kedua kubu massa aksi unjuk rasa," tuturnya.
Netty mengatakan, dalam kejadian tersebut sempat terjadi aksi saling lempar batu dan botol air antar kelompok aksi. Menurutnya peristiwa itu terjadi kurang lebih sekitar 15 menit.
"Aksi spontan tersebut terjadi lempar-lemparan dari kedua kubu. Sempat ada gesekan 15 menit. Kami aparat langsung cepat bertindak antisipasi supaya tidak meluas," ujarnya.
Setelah berhasil diredam, massa aksi dari kelompok FKPP PPP kemudian membubarkan diri dari lokasi menuju arah Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, ia memastikan tidak ada warga yang terluka akibat keributan tersebut. Selain itu, Netty mengklaim tidak ada massa aksi yang diperiksa imbas kejadian ini.
"Sudah kondusif, tidak ada yang diamankan," kata dia.
Sebagai informasi, bukan hanya di Jakarta, aksi massa mengatasnamakan kader PPP 'anti-Suharso' juga berlangsung di Surabaya, Jawa Timur.
Puluhan massa yang menamakan diri Front Pembela Penegak PPP (P3) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPW PPP Jawa Timur, Surabaya, Jumat siang (24/6).
Dalam aksi itu, massa meminta Suharso Monoarfa mundur dari jabatan ketua umum. Korlap Aksi Front P3, Baihaqi menilai Suharso tak becus mengurus partai.
"Sudah jelas Suharso enggak bisa mengurus partai. Suara PPP ini semakin tergerus, partai dirugikan. Kami minta Suharso mundur atau dicabut mandatnya saat Muktamar IX," kata Baihaqi di depan kantor DPW PPP Jatim, Surabaya.
Merespons aksi massa tersebut, DPP PPP berencana mengambil langkah hukum menyikapi massa yang mendesak Suharso Monoarfa mundur dari jabatan ketua umum.
Wakil Ketua Umum PPP Zainut Tauhid mengatakan massa yang berdemonstrasi itu tidak mengindahkan etika dan sopan santun serta menyerang pribadi Suharso Monoarfa.
"DPP PPP tidak akan tinggal diam dan akan menggunakan langkah hukum kepada oknum yang mengatasnamakan kader PPP atau kepada siapa pun yang telah menebarkan fitnah dan merusak nama baik PPP," kata Zainut dalam keterangannya, Jumat (24/6).
Menurut Zainut, sebagian besar massa yang menggeruduk kantor partai hingga mendesak Suharso Monoarfa mundur bukanlah kader PPP.
Zainut juga menduga ada pihak yang mendesain secara terstruktur dan sistematis untuk menjatuhkan Suharso Monoarfa serta memecah belah PPP.
Dia lalu meminta seluruh kader PPP untuk tidak terpengaruh. Zainut memastikan pengurus DPP PPP tetap solid tanpa ada keretakan di bawah komando Suharso Monoarfa sebagai ketua umum.