Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan duka cita atas meninggalnya Menpan RB Tjahjo Kumolo. Puan mengenang Tjahjo sebagai sosok yang memiliki kepribadian tenang dan sederhana.
Tjahjo, di mata Puan, merupakan sosok politikus yang matang sekaligus senior yang banyak memberi teladan dan pelajaran bagi para juniornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Pak Tjahjo sudah seperti keluarga sendiri. Saya memanggil beliau 'Om' karena sudah kenal beliau sejak saya kecil sebagai teman orang tua saya. Bahkan anak-anak pun memanggil beliau dengan sebutan eyang," kata Puan dalam keterangannya, Jumat (1/7).
"Saya kehilangan salah satu senior yang berpengaruh bagi perjalanan karier politik. Semoga beliau husnul khatimah," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Puan mengenang Tjahjo sebagai sosok senior yang sederhana, tenang dan memiliki kecerdasan emosi serta spiritualitas yang tinggi.
"Saat PDI Perjuangan di luar pemerintahan. Sungguh ketenangan dan kematangan berpolitik Om Tjahjo sangat terlihat ketika kami yang kala itu berada di luar pemerintahan harus mengambil keputusan-keputusan penting," kenangnya.
Puan juga mengenang bagaimana Tjahjo terus mendampinginya sewaktu dia menjabat Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR pada 2012.
"Saat saya menggantikan tugas Om Tjahjo sebagai Ketua Fraksi, beliau tetap mendampingi saya di awal-awal. Bahkan ruangan beliau sengaja berhadap-hadapan dengan ruangan saya, agar selalu cepat koordinasi tentang sikap fraksi yang saat itu sangat krusial," ujar Puan.
Tjahjo meninggal dunia hari ini sekitar pukul 11.20 WIB. Tjahjo wafat di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat.
Mendiang dikabarkan memiliki sejumlah penyakit multi organ atau komplikasi sebelum dinyatakan meninggal dunia. Menurut politikus PDIP Hendrawan Supratikno, Tjahjo sempat mengalami kelelahan.
"Awalnya kecapekan, letih, pekerjaan yang berat. Kemudian setelah jatuh sakit komplikasi. Ada paru-paru, diabetes, asam urat," kata Hendrawan.