Ma'ruf Amin Kenang Tjahjo: Pekerja Keras Meski Sedang Sakit
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengenang Tjahjo Kumolo sebagai sosok menteri pekerja keras bahkan dalam keadaan sakit.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf usai memimpin salat jenazah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) itu di Masjid Quba, Kantor Kementerian PAN-RB, pada Jumat (1/7) sore.
"Bahkan di saat sakit masih sempat mengadakan rapat membahas mengenai pekerjaan. Beliau terus bekerja siang malam melakukan reformasi birokrasi untuk membangun sistem dengan melakukan perubahan besar," bebernya kepada wartawan.
Ma'ruf mengenang, salah satu bukti kerja keras Tjahjo ialah ketika gigih memperjuangkan Mal Pelayanan Publik (MPP) dapat disediakan di pelbagai daerah. Padahal menurutnya, kala itu Tjahjo sudah terbaring di rumah sakit.
Lihat Juga : |
"Selasa lalu saya ada acara disini, ada inisiatif beliau. Walaupun beliau tidak hadir karena masuk rumah sakit, tapi (Tjahjo) inisiatif untuk (mengadakan) rapat koordinasi MPP," jelasnya.
Ma'ruf juga bercerita selama menjadi menteri Tjahjo kerap menyampaikan laporannya dalam bentuk buku di setiap rapat kabinet. Buku itu, kata dia, berisikan laporan-laporan pekerjaan yang sudah dilakukan Tjahjo.
Buku yang dibuat Tjahjo khusus untuk rapat kabinet itu selalu diberikan kepada Presiden Joko Widodo.
"Beliau memberi laporannya dalam bentuk buku, rajin sekali. Kalau sidang kabinet ada buku diberi ke saya, ke Pak Jokowi. Jadi report-nya dalam bentuk buku, ada beberapa kali selama beliau bekerja," tuturnya.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku kaget dengan kepergian Tjahjo Kumolo.
Mahfud mengatakan dirinya masih sempat menemui Tjahjo pada minggu lalu, ketika masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta.
"Memang sudah tidak bisa berkomunikasi karena dokter menyarankan agar istirahat, tidak diganggu. Tapi saya ada dekat beliau waktu itu (meski) enggak ngomong, enggak berkomunikasi," ujarnya di Kantor Kementerian PAN-RB.
Mahfud merasa sangat terpukul ketika mendengar kepergian Tjahjo yang dirasa sangat tiba-tiba.
"Ditinggal beliau secara tiba-tiba merasa sangat terpukul, sedih, tetapi kami menerima," katanya.
"Karena innalillahi wa innailaihi rajiun, kita ini ada karena Allah, oleh Allah, untuk Allah, dan pada Allah juga nanti kita dipanggil pada waktu yang ditentukan," jelas Mahfud.
Dalam pandangan Mahfud, Tjahjo sosok yang selalu penuh persiapan dalam menjalankan tugas negara. Ia menuturkan, Tjahjo selalu teliti ketika bekerja.
"Pak Tjahjo itu sangat teliti dalam bekerja, tenang dan bersahabat. Tetapi selalu tepat sehingga selalu well prepared gitu," ujar Mahfud.
"Kalau ada rapat, pasti ada bahan yang jelas, kemudian ada tujuan yang jelas, lalu ada alternatif-alternatif keputusan. Itu salah satu kenangannya," pungkasnya.
Tjahjo meninggal dunia hari ini pukul 11.10 WIB di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat. Sebelumnya Tjahjo dirawat di rumah sakit selama sekitar dua minggu.
Semasa hidupnya, Tjahjo pernah menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana yang dianugerahkan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Tjahjo dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, secara militer.
(tfq/wis)