Dalih Abu Janda Unggah Video Editan Anies soal ACT: Buat Lucu-lucuan
Pegiat media sosial Permadi Arya atau Abu Janda buka suara ihwal potongan video pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang ia unggah. Video tersebut diduga diedit.
Permadi menjelaskan bahwa apa yang diunggahnya merupakan sebuah parodi atau sekadar lucu-lucuan.
"Caption jelas ditulis parodi, humor plesetan. Buat lucu-lucuan," ujar Permadi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (7/7).
Ia juga membantah tudingan video yang ia unggah hoaks. Menurutnya, keterangan dalam unggahan tersebut sudah menjelaskan.
"Bukan hoaks kalau sudah clear dijelaskan itu parodi," imbuhnya.
Sebelumnya video yang diunggah Abu Janda diduga tidak utuh atau sudah melewati proses pengubahan viral di media sosial. Dalam video versi Abu Janda, Anies dibuat seolah-olah mengatakan "ACT menciptakan sebuah sistem yakni masyarakat yang kekurangan memberikan kepada yang berpunya".
Dalam video versi Abu Janda, Anies menyebut hal itu sebagai inovasi profit.
Pada video itu Abu Janda membubuhi tulisan 'Anies menjelaskan sistem ACT'. Abu Janda menyelipkan kata ACT sebagai Aksi Cuan Terus, namun dilanjutkan dengan kata parodi di dalam kurung.
"Pak @aniesbaswedan menjelaskan sistem ACT Aksi Cuan Terus (Parodi) akhirnya jadi jelas setelah dijelaskan pak Anies," tulis Abu Janda.
CNNIndonesia.com menemukan video serupa versi utuh atau belum diedit. Video itu ditayangkan di situs resmi ACT. Dalam video itu, Anies sebenarnya berkata hal yang sebaliknya.
"Karena itu saya menyampaikan apresiasi bahwa ACT langsung bertindak cepat, langsung bertindak tanggap. Menciptakan suatu sistem di mana mereka yang berpunya memberikan kepada mereka yang kekurangan, mereka yang berlebih memberikan kepada mereka yang membutuhkan," kata Anies dalam video tersebut.
"Sistem ini merupakan sebuah pendekatan yang amat menarik karena bukan lewat negara tapi lewat antar masyarakat," imbuhnya.
Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Tatak Ujiyati menegaskan bahwa video tersebut hoaks.
"Sudah ada penelusuran, ini hoaks," kata Tatak saat dihubungi.
Tatak menjelaskan pernyataan Anies dalam video yang diunggah oleh Abu Janda berbeda dari aslinya.
"Ternyata itu video editan. Apa yang dikatakan Anies sebenarnya sangat berbeda dengan penyataan dalam video yang diposting Abu Janda," ujarnya.
ACT dalam beberapa hari terakhir mendapat sorotan publik setelah Majalah Tempo mengeluarkan laporan utama berjudul 'Kantong Bocor Dana Umat'. Laporan tersebut membahas soal isu gaji petinggi ACT yang mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Dalam laporan tersebut juga disebut bahwa petinggi ACT menerima sejumlah fasilitas mewah dan memotong uang donasi.
Lihat Juga :SUARA ARUS BAWAH Warga Jadi Ragu Imbas Donasi ACT: Mending ke Masjid Langsung |
Dalam klarifikasinya, Presiden ACT Ibnu Khajar menepis jajaran petinggi lembaga tersebut memperkaya diri dengan menyelewengkan dana masyarakat.
ACT mengakui mengambil lebih dari 12,5 persen untuk operasional lembaga dari jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan. ACT mengklaim hanya mengambil sekitar 13,5 persen dari donasi tersebut.
(dmi/ain)