Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi meminta Mabes Polri transparan dalam kasus polisi menembak polisi di kediaman Irjen Ferdy Sambo.
Ada hal yang ia soroti, yakni personel Bhayangkara Dua (Bharada) E yang melakukan penembakan. Menurutnya, perlu dijelaskan oleh polisi ihwal senjata yang dipakai Bharada E saat adu tembak dengan Brigadir J.
"Pengungkapan kasus ini harus dilakukan dengan transparan. Termasuk juga dengan pemeriksaan senjata api pelaku maupun korban. Mulai jenis maupun izin penggunaan bagi anggota Polri," kata Fahmi, Senin,(11/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahmi menjelaskan bahwa personel tamtama kepolisian setingkat Bharada hanya dibekali senjata berupa laras panjang ketika dinas lapangan atau saat jaga kesatrian.
Namun, sejauh ini belum diketahui jenis senjata apa yang dipakai Bharada E saat adu tembak dengan Brigadir J.
Bila bukan senjata laras pendek, maka Bharada E kemungkinan menggunakan senjata laras panjang yang merupakan senjata organik pasukan.
"Bila mencermati pernyataan Karopenmas, Senin malam bahwa pelaku adalah tamtama berpangkat Bhayangkara 2 tentunya tak diperbolehkan membawa senjata laras pendek, makanya perlu disampaikan ke publik apa senjata pelaku, dari mana asal senjata dan lain-lain," imbuhnya.
Fahmi meminta kasus saling tembak antar personek kepolisian di rumah Irjen Ferdy Sambo diusut tuntas dan transparan. Mulai dari kronologi, hasil otopsi sampai motif pelaku.
"Tak menutup kemungkinan membuka rekaman CCTV di rumdin. Dan ini harus dijelaskan kepada publik secara terbuka agar tidak memunculkan rumor-rumor yang tak terkendali," kata dia.
Sebelumnya, Karopenmas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut Brigadir J adu tembak dengan Bharada E di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Ramadhan menyebut Brigadir J mulanya masuk ke kamar istri Ferdy Sambo dan melakukan pelecehan. Istri Ferdy lalu teriak hingga terdengar oleh Bharada E.
Saat Bharada E menanyakan situasi, Brigadir J lantas menjawabnya dengan tembakan. Menurut pihak kepolisian, adu tembak terjadi hingga Brigadir J tewas pada Jumat lalu (8/7).