Polres Jombang akan memeriksa seorang pengikut tersangka pencabulan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Bechi, berinisial E.
E merupakan orator yang baru-baru ini viral dalam sebuah video. Ia diduga menyerukan ajakan perang membela Pondok Pesantren Shiddiqiyyah di hadapan ratusan orang.
"Dia berinisial E. Kami sudah melayangkan surat panggilan kepada yang bersangkutan guna pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha, Selasa (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Giadi mengatakan pemeriksaan terhadap E dijadwalkan dilakukan pada pekan ini. Ia akan dimintai keterangan terkait video dan orasinya tersebut.
"Yang bersangkutan kami periksa hari Rabu atau Kamis. Surat panggilan sudah kita layangkan," ujarnya.
Sebelumnya video yang menampilkan ratusan pengikut tersangka pencabulan Bechi viral di media sosial. Dalam video itu mereka menyatakan siap berperang.
Terlihat seorang orator berdiri di hadapan ratusan massa pengikut MSAT. Ia mengajak mereka untuk perang membela Ponpes Shiddiqiyyah Jombang.
"Setiap tetes keringat teman-teman semua, setiap kesakitan pukulan dan tendangan yang sudah anda terima, darah yang keluar dari luka tubuh kita itu semua demi kejayaan Shiddiqiyyah dan Indonesia Raya. Dan jika Shiddiqiyyah memanggil kita lagi, siap kita untuk berperang!" ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto mengatakan bahwa video itu direkam di halaman rumah pimpinan Ponpes Shiddiqiyyah yang juga ayah Bechi, KH Muhammad Muchtar Mu'thi, Jumat (8/7) sore.
Joko mengatakan saat itu pengurus pesantren tengah menyambut kedatangan 318 orang simpatisan MSAT yang baru saja dibebaskan dari Polres Jombang usai ditangkap Kamis (7/7). Mereka terdiri dari 75 santri dan 243 jemaah tarekat Shiddiqiyyah.
Perihal isi orasi dalam video tersebut, Joko mengatakan bahwa hal itu hanyalah ungkapan semangat para santri dan simpatisan. Tak ada sedikitpun niatan untuk memprovokasi.
"Itu bukan untuk memprovokasi. Kepentingannya adalah untuk menyemangati 300-an santri yang baru dipulangkan dari Polres Jombang," kata Joko, kepada CNNIndonesia.com, Seni. (11/7).
Sementara Edi Setiawan yang memberikan orasi dalam video itu meluruskan pernyataannya tersebut dalam keterangan tertulis. Ia mengaku berorasi untuk menyemangati ratusan orang yang baru saja dibebaskan polisi.
Dalam orasinya, Edi sengaja membawakan cerita Perang Badar karena kedatangan simpatisan Shiddiqiyyah disambut dengan Salawat Badar. Ia ingin para jemaah mengambil hikmah seperti kisah perang di zaman Rasulullah tersebut.
"Siapkah berperang melawan hawa nafsu? maksud saya itu yang mau kami sampaikan sebagai akhir dan hikmah Perang Badar. Hanya saja saya mengakui kesalahan saat berbicara itu karena harus menelan ludah karena terharu yang dalam sehingga terjadilah selip lidah," ucapnya.
"Sehingga saya hanya menyampaikan 'siap berperang?' Yang seharusnya 'siap berperang melawan hawa nafsu?'," tambahnya.
(frd/fra)