Tim Khusus Diharapkan Transparan Ungkap Penembakan Brigadir J

CNN Indonesia
Kamis, 14 Jul 2022 01:54 WIB
IPW mengatakan tim khusus bentukan Kapolri itu harus mengungkapkan ada atau tidaknya obstruction of justice dalam peristiwa ini.
Ilustrasi. IPW berharap tim khusus bentukan Kapolri yang ditugaskan mengusut kasus penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo bekerja transparan dan objektif. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia Police Watch (IPW) berharap tim khusus bentukan Kapolri yang ditugaskan mengusut kasus penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo bekerja transparan dan objektif.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menilai tim khusus ini sebuah langkah awal yang baik untuk membuat peristiwa polisi tembak polisi itu menjadi terang-benderang.

"Kita ingin semuanya ini bisa tertangani dengan baik dan ingin bahwa peristiwa yang ada ini betul-betul bisa menjadi terang," kata Sugeng dalam keterangan pers, Rabu (13/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun tim khusus tersebut akan dipimpin langsung oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Kapolri mengatakan polisi juga akan menggandeng Komnas HAM dan Kompolnas untuk ikut mengusut kasus itu.

Sementara itu, Sugeng melihat ada sejumlah kejanggalan di balik peristiwa penembakan itu. Salah satunya, rumah Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang jadi tempat kejadian perkara tidak langsung diamankan dengan garis polisi.

"Hal ini memunculkan diskriminasi penanganan perkara pidana," ucapnya.

Selain itu, menurutnya, otopsi yang dilakukan pada jasad Brigadir J sebagai terduga pelaku tindak pidana pengancaman dengan senjata dan pelecehan juga disebut janggal. Sugeng mengatakan, otopsi biasanya dilakukan pada korban kejahatan.

"Yang menjadi pertanyaan, tindakan bedah mayat tersebut tujuannya untuk apa? Padahal bedah mayat umumnya dilakukan untuk seorang korban kejahatan bukan pelaku kejahatan," katanya.

Kemudian, Sugeng juga mempertanyakan kesesuaian hasil otopsi tersebut dengan pernyataan keluarga yang mengaku dua jari Brigadir J putus. Keluarga juga menemukan ada luka sayatan.

Terakhir, ia menegaskan informasi terkait kaliber proyektil yang bersarang di tubuh Brigadir J mesti diungkapkan.

"IPW juga mengharapkan tim gabungan bisa mendeteksi ada atau tidaknya upaya obstruction of justice (penghalangan keadilan) dalam perkara ini," tegasnya.

Peristiwa baku tembak Brigadir J dengan Bharada E terjadi pada Jumat (8/7). Namun, kasus baru terungkap pada Senin (11/7). Baik Brigadir J maupun Bharada E merupakan ajudan Ferdy. Brigadir J bertugas sebagai sopir istri Ferdy, sementara Bharada E bertugas melindungi keluarga Kadiv Propam.

Menurut polisi, Brigadir J ditembak setelah memasuki kamar istri Sambo dan diduga melakukan pelecehan. Bharada E yang mendengar teriakan masuk ke dalam rumah. Baku tembak antara keduanya pun terjadi di dalam rumah.

Polisi mengatakan Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara lima tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.

(cfd/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER