Ketua RT 5 RW 01 Kompleks Polri Duren Tiga, Irjen (Purn) Seno Sukarto angkat suara ihwal penggantian decoder CCTV usai insiden baku tembak antar polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jumat (7/7).
Seno berujar polisi sempat mengganti decoder atau alat penyimpanan rekaman CCTV sehari usai insiden penembakan pada Sabtu (8/7). Rekaman CCTV yang berada di pos satpam Kompleks Polri Duren Tiga itu merekam posisi persis di bagian luar rumah Ferdy.
"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, CCTV alatnya yang di pos. Hari Sabtu (diganti)," kata Seno kepada wartawan di rumahnya, Rabu (13/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menerangkan CCTV di Kompleks Polri Duren Tiga hampir merata di terpasang di beberapa sudut jalan kompleks. Rekaman kamera pemantau tersebut terpusat di pos satpam yang berada di tengah pusat kompleks.
Berdasarkan keterangan petugas keamanan, dua dari beberapa CCTV di antaranya mengarah ke jalan depan rumah Sambo. Soal penggantian decoder CCTV, kata Seno, baru ia ketahui hari Senin (11/7) berdasarkan laporan satpam.
"Ya dari mereka, saya tahunya hari Senin," katanya.
Seno hingga kini mengaku tak pernah mendapat keterangan soal alasan penggantian decoder CCTV tersebut. Ia karenanya mengaku kesal, terlebih ia juga tak pernah mendapat keterangan resmi dari polisi soal insiden.
"Sampai sekarang saya ketemu aja nggak, terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT," kata Seno.
Sementara itu, polisi membenarkan telah mengganti decoder CCTV di lingkungan Kompleks Polri di Duren Tiga tempat kediaman Sambo. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto berujar decoder CCTV tersebut diganti agar CCTV di lingkungan tersebut dapat tetap beroperasi. Sementara CCTV sebelumnya disita polisi.
"Karena yang lama disita penyidik dan agar CCTV di lingkungan komplek aspol (asrama polisi) Duren Tiga tersebut tetap beroperasi maka diganti yang baru," kata Budhi, Rabu (13/7).