ANALISIS

Skenario Pelik PDIP Jika Tak Usung Ganjar di Pilpres 2024

CNN Indonesia
Selasa, 19 Jul 2022 09:15 WIB
Ganjar Pranowo disebut bisa meninggalkan PDIP jika tak diusung di Pilpres 2024. Dalam kondisi demikian, PDIP disebut merugi lebih besar ketimbang Ganjar.
Kader PDIP Ganjar Pranowo punya elektabilitas tinggi sebagai capres 2024. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

PDIP tak kunjung memberikan sinyal dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024. Selain Ganjar, nama lain yang digadang berpeluang menjadi capres dari partai banteng adalah Ketua DPR Puan Maharani.

Khusus Ganjar, elektabilitasnya hampir selalu masuk dalam tiga besar bursa capres 2024 berdasarkan sejumlah survei. Namun PDIP belum mau terang-terangan bicara potensi kadernya itu.

Sejumlah elite PDIP menyatakan keputusan pencalonan presiden dari partai merupakan hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Sementara itu, saat ditanya terkait alasan tak kunjung membuka calon PDIP, Mega hanya menjawab diplomatis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena saya Ketum harus menghitung, perhitungan saya belum selesai," kata Mega sambil makan bakso usai penutupan Rakernas PDIP di sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/6).

Ganjar juga tak mau terang-terangan terkait keinginan dirinya berlaga di Pilpres. Meski diam, Ganjar tetap laku di luar PDIP. NasDem bahkan telah memasukkan namanya dalam bursa capres mereka. Ganjar masuk bursa bersama Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Sikap PDIP yang menahan diri, dianggap bisa menghadirkan risiko politik. Apalagi jika PDIP lebih memilih tokoh lain sebagai capres. Skenario demikian, menurut pengamat politik dari Universitas Andalas, Asrinadi, berpotensi membuat Ganjar meninggalkan PDIP.

Asrinaldi berkata risiko Ganjar meninggalkan PDIP bisa terjadi dan rasional. Sebab, menurut dia, Ganjar tak bisa menunggu dua kali untuk mendapatkan momennya unggul di sejumlah hasil survei capres.

Pun jika Ganjar meninggalkan PDIP Asrinaldi meyakini masih ada partai lain yang akan senang meminangnya.

"Kalau seandainya keputusan PDIP tetap memajukan Puan, sementara Ganjar dianggap harus ikut perintah partai, saya pikir Ganjar rasional meninggalkan PDIP," kata dia, Senin (18/7).

PDIP akan menderita kerugian lebih besar Keputusan Ganjar jika sampai berlabuh ke partai lain. Salah satunya, kata Asrinaldi, potensi PDIP ditinggalkan sebagian pemilihnya di Jawa Tengah karena mereka akan lebih memilih Ganjar.

Sementara bagi Ganjar, menurut Asrinaldi kerugiannya tak sebesar PDIP. Ganjar mungkin hanya akan dicap sebagai pengkhianat jika sampai meninggalkan PDIP. 

"Bagi Ganjar sendiri yang cukup rasional, peluang dia besar pada 2024 tidak memanfaatkan kesempatan itu tentu dia akan rugi sendiri. Karena momentumnya," kata dia.

PDIP Realistis

Direkrut Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno justru meyakini ada solusi dalam dilema pencapresan Ganjar.

Adi berasumsi PDIP akan bersikap realistis. Artinya, PDIP akan tetap mengusung Ganjar di 2024. 

Skenario PDIP mengusung Ganjar, salah satu indikasinya berdasarkan pola hubungan Ganjar dan sejumlah elite PDIP

Menurut Adi saat ini hubungan Ganjar dan sejumlah elite PDIP lebih tenang alias tidak sepanas dulu. 

Sejumlah elite PDIP diketahui sempat melayangkan sindiran terhadap Ganjar karena dianggap terlalu ambisius dan banyak pencitraan.

Ketua Bappilu PDIP, Bambang Wuryanto, bahkan sempat menyebut Ganjar terlalu kemajon, istilah Jawa yang berarti terlalu maju arus berlebihan. Namun, keduanya belakangan bersalaman di Rakernas akhir Juni lalu. 

"Sekarang sudah jarang elit PDIP menyerang Ganjar. Jarang juga pendukung dan relawan Ganjar menyerang Puan," kata dia.

Pengajar ilmu politik UIN Jakarta itu menilai sulit membayangkan Ganjar tak sampai maju dari PDIP. Pasalnya menurut dia, nama Ganjar Pranowo sejak awal sudah besar oleh Banteng. Bahkan, kata Adi, Ganjar juga berpotensi tak bisa kuat andai tak didukung PDIP.

"Karena apapun judulnya Ganjar bisa sampai puncak seperti sekarang ini karena PDIP. Berbaju merah, berbaju Banteng," kata Adi.

Duet Ganjar-Puan

Adi meyakini PDIP memiliki opsi untuk menduetkan Puan dan Ganjar. Menurut dia, PDIP akan tetap solid jika memutuskan Ganjar dan Puan sebagai pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2024.

Adi meyakini PDIP akan tetap mendapat dukungan penuh dari partai lain sekalipun menduetkan Puan dan Ganjar.

Menurut Adi, PDIP adalah partai dengan infrastruktur politik yang lengkap. PDIP partai pemenang pemilu 2019 dan punya kader yang solid dan militan.

Selain itu, PDIP juga memiliki Megawati dan Jokowi yang diyakini sebagai queen dan king maker 2024, selain Ganjar dan Puan sebagai kartu AS di lapangan.

Dengan kekuatan dan mesin politik itu, Adi meyakini PDIP akan menjadi magnet untuk menarik dukungan dari partai-partai lain. Terlebih di saat yang sama, katanya, nama-nama potensial lain seperti Anies Baswedan kini juga belum menemukan teman koalisi.

"Sekalipun ada Anies, sejauh ini sulit mencari teman koalisi. PKS masih menjalin komunikasi dengan partai lain bukan hanya dengan Nasdem," katanya.

Namun, potensi keduanya untuk menang tetap akan melihat lawan yang akan mereka hadapi. Jika keduanya melawan calon dengan elektabilitas rendah, Puan dan Ganjar berpotensi kuat.

"Tapi kalau yang dilawan yang punya elektabilitas tinggi, tentu duet ini akan rentan," kata dia.

Sementara itu Asrinaldi menilai dukungan partai lain pada pasangan Ganjar dan Puan tetap akan bergantung pada kesepakatan. Ia juga meyakini Ganjar-Puan memiliki potensi kecil untuk menang.

Menurut Aldi, dengan mengusung sesama kader, PDIP akan sulit meraup suara di luar kantong-kantong atau basis pemilih mereka. Sejauh ini, basis pemilih PDIP besar di Jawa Tengah, Bali, dan Sumatera Selatan.

"Bagaimana dengan pemilih yang ada di luar, saya pikir harus berpikir rasional juga dan tidak memaksakan PDIP untuk memasangkan Ganjar dengan Puan atau sebaliknya," katanya.

(thr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER