Kuasa Hukum Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menyebut kliennya telah diperiksa penyidik dua kali terkait tewasnya Brigadir J dalam insiden baku tembak dengan Bharada E oleh tim khusus (Timsus) bentukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
"Pak Sambo sudah diperiksa kok dua kali oleh tim yang dibentuk Pak Kapolri," ujar kuasa hukum keluarga Irjen Ferdy Sambo, Arman Hanis kepada wartawan, Senin (18/7).
Arman menjelaskan, kedua pemeriksaan tersebut berlangsung pada Kamis (14/7) dan Jumat (15/7) kemarin. Kendati demikian, dirinya urung menjelaskan lebih lanjut materi pemeriksaan yang dilakukan penyidik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, ia menyebut hal itu bukanlah kewenangan dirinya, melainkan pihak kepolisian.
"Sudah diperiksa. Kamis malam sama Jumat malam, setahu saya seperti itu," ungkapnya.
Lebih lanjut, Arman juga mengklaim kliennya akan menghadiri rencana pemanggilan dari pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Ia menyebut kliennya akan bersifat kooperatif dan mengikuti proses hukum yang berlaku.
"Enggak ada masalah, pasti Pak Sambo akan hadir apabila dibutuhkan keterangannya oleh Komnas HAM," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo juga telah membenarkan pemeriksaan tersebut. Ia menyebut Sambo telah memberikan keterangannya kepada penyidik Polres Metro Jaksel.
Hanya saja, dirinya belum bisa menjelaskan lebih lanjut materi pemeriksaan tersebut. Pasalnya ia menyebut masih harus menunggu hasil pemeriksaan tim secara komprehensif.
"Sudah memberikan keterangan ke penyidik Polres Metro Jaksel. Tapi Humas tetap menunggu hasil dari tim secara komprehensif," tuturnya.
Diberitakan, Brigadir J tewas dalam insiden saling tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7). Namun, peristiwa itu baru diungkap pada Senin (11/7).
Baik Brigadir J maupun Bharada E merupakan ajudan Ferdy. Brigadir J bertugas sebagai sopir istri Ferdy, sementara Bharada E bertugas melindungi keluarga Kadiv Propam. Polisi mengklaim penembakan itu berawal dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Sambo.
Polisi mengatakan Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.
Saat ini Kapolri telah membentuk tim khusus untuk mengusut insiden tersebut. Selain itu, Komnas HAM juga melakukan penyelidikan secara independen terhadap kasus penembakan.