BEM KM IPB Pecat Pengurus Pakai Foto Pelangi, Dituduh Dukung LGBT

CNN Indonesia
Selasa, 19 Jul 2022 19:35 WIB
BEM KM IPB memberhentikan salah satu pengurusnya terkait unggahan bermotif pelangi yang dinilai sebagai dukungan pada LGBTQIA. Ilustras. Bendera pelangi untuk simbol kelompok LGBT dkk. (REUTERS/Regis Duvignau)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM Institut Pertanian Bogor (IPB) memberhentikan seorang pengurus karena unggahan foto berlatarkan bendera pelangi bertepatan dengan momen pride month.

Unggahan ini dinilai BEM KM IPB sebagai tindakan mendukung LGBTQIA+, sehingga pengurus disangkakan telah melanggar peraturan rektor nomor 32/IT3/KM/2020 pasal 14 (empat belas) huruf (a) karena telah mencoreng nama baik BEM KM IPB.

"Yang bersangkutan telah mencemari nama baik BEM KM IPB atas sikap dan perilaku yang mengakibatkan kegaduhan di KM IPB dalam mengemukakan pendapat di media sosial," demikian keterangan tertulis BEM KM IPB, Selasa (19/7).

Sebagai informasi, pride month atau bulan kebanggaan senantiasa diperingati kelompok LGBT sedunia saban Juni. Dari sejumlah literatur dituliskan peringatan itu terinspirasi pengekangan terhadap kelompok LGBT yang merujuk pada momen penggerebekan klub gay di New York, Amerika Serikat, pada 1969 silam.

Presiden BEM KM IPB Muhammad Yuza Augusti mengungkap pemecatan pengurus bernama bernama Arlen Elvide Ariyanto Sudi diperlukan untuk menjaga stabilitas tata tertib berkehidupan di kampus dan mendinamiskan kegiatan berorganisasi di lingkungan organisasi kemahasiswaan tersebut.

Arlen diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri Kebijakan Kampus dalam kepengurusan BEM KM IPB.

"Keputusan BEM KM IPB dalam memberikan putusan pemberhentian juga mempertimbangkan tindakan yang dilakukan yang bersangkutan yang mengakibatkan adanya pelanggaran lain terhadap sikap dan kinerja yang tidak sesuai terhadap aturan yang ada," paparnya.

Saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com Arlen mengatakan unggahan di Instastory itu ia lakukan untuk memperingati Stonewall Riots atau pemberontakan komunitas LGBTQIA+ atas kekerasan yang dilakukan polisi di California, Amerika Serikat tahun 1969.

"Sebenarnya inti dari postingan saya adalah menolak diskriminasi dan persekusi terhadap kaum (LGBTQIA+) itu. Mungkin presiden merasa tidak sepaham dan orang-orang itu perlu didiskriminasi ya silakan. Inti dari saya sebenarnya di situ," kata Arlen saat dikonfirmasi.

Arlen mengungkap tak mempermasalahkan pemecatan itu. Menurutnya, hal itu sepenuhnya hak prerogatif Presiden BEM KM IPB. Meski demikian, ia membantah tudingan yang ditujukan kepadanya yang dianggap tidak menjalankan peringatan berupa pembuatan video permintaan maaf.

"Di satu sisi saya menerima saja keputusan ini, di sisi lain saya menyayangkan keputusannya. Saya hanya berpendapat dan beropini kok sampe segitunya banget?" tanyanya.

(cfd/kid)


[Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER