Pakar Nilai Ubah Jam Kantor untuk Urai Macet Bukan Solusi Permanen

CNN Indonesia
Minggu, 24 Jul 2022 08:42 WIB
Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch menilai kemacetan Jakarta saat ini adalah hasil lemahnya kontrol populasi kendaraan.
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa, 20 April 2021. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW) Edison Siahaan menilai usulan pengaturan jam masuk kantor tak akan menyelesaikan masalah kemacetan yang ada di Jakarta. Menurut Edison, usulan tersebut bukan solusi permanen.

Edison mengatakan seharusnya pemangku kepentingan bisa mengusulkan rencana yang lebih efektif dan bermanfaat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu hanya bisa diterapkan pada waktu-waktu tertentu saja, bukan menjadi kebijakan yang jadi solusi permanen," ujar Edison saat dikonfirmasi, Sabtu (23/7).

Edison mengatakan kemacetan Jakarta saat ini adalah hasil lemahnya kontrol populasi kendaraan. Hal ini berakibat ruas dan panjang jalan tidak lagi mampu menampung kendaraan.

Ia juga menilai saat ini kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat masih cukup rendah ditambah penegakan hukum pelanggaran lalu lintas masih sangat lemah.

"Maka, langkah yang efektif untuk mengatasi kemacetan adalah lakukan pembatasan jumlah kendaraan, bukan hanya pergerakannya," ujar Edison.

Menurut dia pembatasan jumlah kendaraan itu dapat dilakukan dengan kebijakan moratorium berjangka. Namun, hal ini harus tetap disertai dengan ketersediaan transportasi angkutan umum yang terintegrasi.

Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengusulkan agar jam kantor di Jakarta diubah untuk mengurai kemacetan.

Usulan ini berdasarkan hasil analisisnya terkait kemacetan Jakarta di pagi hari. Menurutnya, kemacetan di Jakarta disebabkan mobilitas pekerja dan pelajar berangkat pada jam yang bersamaan.

Karena itu, kata Latif, jam keberangkatan pekerja mesti diatur supaya tidak menumpuk pada jam yang sama.

(dmi/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER