Area makam Brigadir J yang berlokasi di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi dijaga ketat oleh kepolisian menjelang proses ekshumasi dan autopsi yang akan dilakukan pada hari ini, Rabu (27/7).
Ekshumasi adalah proses penggalian kembali jenazah yang telah dikubur. Nantinya, jasad akan diautopsi ulang atas permintaan keluarga Brigadir J.
Pantuan CNNIndonesia.com di lokasi pukul 06.00 WIB, sejumlah personel kepolisian ditempatkan di beberapa titik. Selain itu, perwakilan pihak keluarga dan PAC Pemuda Batak Bersatu (PBB) juga terlihat menjaga area makam Brigadir J.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Area pemakaman nampak steril dari warga sekitar. Mereka yang tidak berkepentingan dilarang masuk dari pintu masuk pemakaman. Polri juga telah menyatakan bakal mengerahkan 330 personel.
Sebelumnya, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengaku kliennya telah menunjuk seorang kerabat dekat guna menjadi saksi dalam proses ekshumasi dan autopsi tersebut.
Hal tersebut dilakukan pihaknya lantaran pihak keluarga tidak dapat menyaksikan atau terlibat secara langsung dalam kedua proses tersebut.
![]() |
Kamaruddin mengatakan pelibatan keluarga dalam kedua prosesi tersebut ditolak oleh tim gabungan dokter forensik lantaran dinilai melanggar kode etik.
"Sehingga tadi kami sepakati, kami undang kerabat yang ada latar belakang di bidang medis dialah yang masuk ke dalam. Untuk mencatat apa saja yang dilihat oleh matanya, didengar oleh telinganya dan atau dia alami langsung," ujarnya kepada wartawan, Selasa (26/7).
Autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J dilakukan atas permintaan keluarga yang tak puas dengan penjelasan Polri ihwal penyebab kematian anggota polisi tersebut.
Mulanya, Polri menyatakan Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo. Polri menyebut baku tembak terjadi usai Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy Sambo.
Namun, keluarga curiga karena di tubuh Brigadir J tidak hanya ada luka tembak, tetapi juga luka sayatan serta jari yang putus. Keluarga lalu melaporkan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J ke Bareskrim Polri.
Sejauh ini, Polri juga telah menonaktifkan sejumlah pejabat demi transparansi dan independensi pengusutan kasus kematian Brigadir J.
(tfq/bmw)