Bertalian dengan itu, Bambang berharap Listyo tak hanya berhenti sampai dugaan pelanggaran etik. Ia mengatakan, jika terbukti ada tindak pidana, maka harus diselesaikan di pengadilan.
Ia meminta Listyo berani membongkar kelompok-kelompok di internal Polri yang tak memiliki integritas dan kejujuran. Sebab, kelompok-kelompok ini potensial mencoreng nama baik Polri lagi.
"Kalau kelompok ini tak diselesaikan, tak dituntaskan, ada asumsi jangan-jangan ada yang melindungi kelompok-kelompok jahat ini. Asumsinya kan seperti itu. Kenapa yang jahat tak diproses, ternyata sama saja dilindungi kelompok lainnya. Apa bedanya kelompok yang jahat itu dengan yang lainnya? Makanya Kapolri harus tegas," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, peneliti sekaligus pengacara publik LBH Masyarakat Ma'ruf Bajammal mengatakan perkara ini akan menjadi cermin Polri dalam menjaga marwah institusi.
Lihat Juga : |
Ma'ruf menilai Polri tidak perlu ragu untuk melakukan proses hukum terhadap para pejabat tingginya jika terjadi perbuatan yang melanggar hukum pidana.
"Perkara ini menjadi pembuktian bagi Polri bahwa mereka sebagai aparat penegak hukum benar-benar menjadi menjadikan hukum sebagai panglima," kata Ma'ruf.
Jika hal itu tak dilakukan, Ma'ruf mengatakan akan timbul kesan di publik bahwa Polri hanya tegas pada anggota yang melakukan pelanggaran di level bawah saja. Wibawa Polri di mata publik bisa ambruk.
"Jika tindakan tegas, seperti pemberhentian dengan tidak hormat terhadap Irjen S tidak dilakukan. Maka yang terjadi Polri secara institusi akan semakin kehilangan marwah dan wibawanya di hadapan publik," kata dia.
Karena itu, Ma'ruf mengatakan kasus tewasnya Brigadir J menjadi ujian bagi institusi Polri. Kapolri harus bisa benar-benar menunjukan bahwa slogan responsibilitas, transparasi, dan berkeadilan (Presisi) yang sering digembar-gemborkannya bukan jargon belaka.
"Jika Polri secara institusi tidak menegakan Presisi dalam penanganan kasus ini, maka bisa dikatakan saat ini Polri telah dibajak oleh segelintir orang untuk menjadi alat penutup kebenaran yang ada," katanya.
(rzr/tsa)