Genosida yang dilakukan Belanda terhadap Banda pada 1621 mewakili semua literasi bahwa angin kolonialisme mulai berhembus dari timur.
Farid menegaskan perampasan hak masyarakat Banda sejatinya bermula pada 1609, saat ekspedisi lanjutan Belanda yang dipimpin utusan VOC, Laksamana Pieterszoon Verhoeven datang dengan rombongan 13 kapal.
"Kalau ada narasi yang mengatakan kedatangan Belanda cuma berdagang, itu adalah kebohongan besar. Verhoeven mengerahkan armada militer, ribuan serdadu sejak awal mereka datang," ujar Farid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu selaras dalam sebuah dokumen rapat besar VOC saat mengutus Verhoeven. Ada perintah khusus dibacakan para direktur VOC.
"Kami memerintahkan anda (Verhoeven) untuk memenangkan pulau penghasil Pala dan Cengkih itu. Entah melalui perundingan atau perlu dengan kekerasan," tulis Bernard Vlekke, dalam Sejarah Nusantara.
![]() Banda Neira) |
Verhoeven yang tiba di Banda pada April 1609 mulai berperilaku militeristik, salah satunya membangun Benteng Nassau yang dibangun dari pondasi yang pernah dibikin Portugis. Perjanjian dagang sepihak mulai diterapkan. Rakyat Banda, tokoh masyarakat, alim ulama, hingga saudagar resah. Berujung pembunuhan terhadap Verhoeven yang dilakukan rakyat Banda.
"Pembalasan dendam yang dilakukan JP Coen, selalu jadi alasan. Tapi bukankah tanpa pembunuhan itu Belanda memang ingin menguasai Banda?," tanya Farid.
VOC di masa kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen pada 1621 mengosongkan Banda dari seluruh warga asli. Perbudakan dalam eksploitasi rempah saat serentak ribuan budak didatangkan, dari Batavia, Jawa hingga Makassar.
(ain/tfq/blq/ain)