SUARA ARUS BAWAH

Cara Gen Z Memaknai Kemerdekaan: Bersikap Kritis dan Melek Politik

CNN Indonesia
Selasa, 16 Agu 2022 15:06 WIB
Ilustrasi. Gen Z menganggap bersikap kritis dan melek politik merupakan hal penting dalam memaknai kemerdekaan di masa kini. (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pada 17 Agustus ini, Indonesia memperingati hari kemerdekaan ke-77. Memasuki usia akhir 70-an, Indonesia saat ini didominasi oleh penduduk usia muda, terutama generasi Z yang lahir pada rentang tahun 1997 sampai 2012.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia yang tercatat di tahun 2020, sebanyak 27,94 persen di antaranya merupakan gen Z. Kemudian disusul generasi milenial atau generasi Y yang lahir antara tahun 1981 sampai 1996 sebanyak 25,87 persen.

Lahir dan tumbuh bersama teknologi, gen Z dikenal sebagai generasi yang mahir mengoperasikan internet baik untuk hiburan, belajar, maupun bekerja. Mereka biasanya up to date dengan isu-isu yang ada di media massa dan media sosial.

Lantas, bagaimana mereka memaknai kemerdekaan di masa kini? Menurut Bagas Maropindra (23), salah satu caranya yaitu memiliki pengetahuan yang cukup soal politik.

Ia mengatakan penting bagi gen Z untuk "melek" politik agar bisa bersikap kritis terhadap pemerintahan. Dengan demikian, generasi muda bisa ikut memperbaiki kehidupan bangsa.

"Kenapa penting? Politik adalah satu-satunya cara untuk bisa membuat sebuah hukum dan aturan. Sementara, hukum dan aturan adalah landasan untuk ekonomi bisa stabil, akses kesehatan mudah dan murah bagi semua kalangan, serta bagaimana mudah dan murahnya pendidikan juga merupakan hasil dari produk kebijakan politik," kata Bagas saat diwawancara CNNIndonesia.com, Selasa (16/8).

Bagas Maropindra (23). Menurutnya, gen Z perlu memiliki pengetahuan yang cukup soal politik untuk ikut memperbaiki situasi bangsa. (Foto: Dok. Pribadi)

Bagas pun berpendapat saat ini Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Sebab, menurut dia, masih terdapat hukum dan aturan yang tidak berpihak kepada rakyat.

"Sumber daya alam (SDA) Indonesia masih dikuasai asing. Adanya aturan kemudahan berinvestasi, salah satunya melalui Undang-Undang Cipta Kerja. Ujung-ujungnya rakyat tidak mendapatkan apa-apa selain dampak lingkungan atas proyek-proyek besar dan menonton kekayaan bumi Indonesia dikeruk asing," ucapnya.

Hal senada disampaikan Farhan Sasongko (24). Ia mengajak agar anak muda tidak apatis dengan situasi negara saat ini.

Menurut Farhan, berbagai kebijakan dan aturan negara merupakan sebuah produk politik. Karena itu, anak muda harus menaruh perhatian pada isu-isu politik.

"Karena gen Z kan juga rakyat Indonesia yang mana terdampak juga sama kebijakan-kebijakan politis pemerintah. Kalau mereka enggak mengerti politik atau apatis sama kondisi bangsa sendiri, kasihan merekanya, bisa jadi korban dari kebijakan-kebijakan politis tadi," kata Farhan.

Selain itu, lanjut Farhan, untuk mengisi kemerdekaan, gen Z harus mampu menghadirkan inovasi dan solusi. Farhan juga mengatakan kemerdekaan bagi dirinya yaitu bebas menentukan pilihan hidup sendiri.

"Merdeka buat gue adalah bebas menjalankan pilihan sendiri tanpa ada kekangan dan tanpa dinilai oleh stigma. Selama tidak merugikan orang," tuturnya.

Sementara itu, bagi Devi Puspitasari (23), kemerdekaan berarti bebas mendapatkan pekerjaan yang layak di negeri sendiri. Namun, menurut dia, saat ini anak bangsa harus bersaing dengan pekerja-pekerja asing yang ada di Tanah Air.

Devi Puspitasari (23). Kemerdekaan berarti bebas memiliki pekerjaan yang layak di negeri sendiri. (Foto: Dok. Pribadi)

Devi mengatakan masih banyak masyarakat yang sulit mencari pekerjaan dan menjadi pengangguran. Sebagai lulusan baru, Devi merasa kesulitan untuk memenuhi ekspektasi industri.

Ia menilai salah satu akar persoalan dari tingginya pengangguran ini karena kualitas pendidikan di dalam negeri yang kurang selaras dengan kebutuhan industri.

Dengan situasi saat ini, menurut Devi, gen Z perlu melek politik dan bersikap kritis terhadap pemerintah. Apalagi, jelang Pemilu 2024, agar generasi muda bisa memilih pemimpin yang terbaik.

"Kita harus benar-benar harus mikir lagi, lebih lihat lagi, lebih terbuka wawasannya. Kita harus tahu pemimpin kita itu siapa supaya enggak kejadian kayak gini lagi," katanya.

Adapun bagi Muhammad Tasykil Jihad (23), gen Z harus ikut mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih saat ini dengan tidak bersikap masa bodoh dan memiliki keingintahuan yang tentang berbagai isu terkini.

Dia berpendapat gen Z mesti melek politik. Bertalian dengan itu, dia berharap pemerintah juga mendengarkan aspirasi warga.

"Jika pemuda tidak melek politik, maka sama saja tidak peduli dengan keadaan bangsa," kata Tasykil.

(pop/tsa)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK