Korban Bentrok Maluku Tengah Upacara Bendera Setengah Tiang

CNN Indonesia
Rabu, 17 Agu 2022 12:40 WIB
Warga korban bentrok antarwarga di Desa Palauw, Pulau Haruku, Maluku Tengah menggelar upacara bendera setengah tiang di camp pengungsian di Puncak Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022. (CNN Indonesia/Said Sotta)
Ambon, CNN Indonesia --

Lebih dari seribu penduduk korban bentrok antardesa di Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, Maluku menggelar upacara bendera setengah tiang di puncak HUT RI ke-77 tahun.

Upacara ini berlangsung di kamp pengungsian di puncak gunung Air Besar, Sirimau Ambon, Maluku, Rabu (17/8) pagi.

Dalam pantauan CNN Indonesia, korban bentrok yang mendiami lokasi pengungsian ini berbondong-bondong mendatangi lokasi lapangan futsal yang menjadi lokasi upacara. Para perempuan mengenakan kebaya warna putih dan sarung, sementara pria mengenakan kemeja putih dan memakai peci.

Sementara sejumlah anak-anak yang menjadi korban bentrok antarwarga turut menghadiri upacara peringati Hari Kemerdekaan. Mereka mengenakan ikat kepala berwarna merah putih dan memegang ornamen bendera-bendera merah putih berukuran kecil untuk dikibarkan.

Mereka memutuskan berpakaian adat untuk mempertahankan tradisi leluhur. 

Pengibaran bendera setengah tiang ini merupakan bentuk protes terhadap negara terkait keterlantaran warga korban bentrok selama sepuluh tahun menderita di kamp pengungsian.

"Selama sepuluh tahun negara melupakan, negara mengabaikan hak-hak mereka dan korban pengungsi warga Pelauw," kata Inspektur Upacara, Erdi Rizal Taulepe,

Ia menuturkan warga korban bentrok antarwarga di Pelauw merupakan sebuah produk yang gagal lantaran selama sepuluh tahun dibiarkan terlantar dan tidak ada kejelasan hukum yang jelas.

"Hari ini upacara pengibaran bendera setengah tiang di puncak HUT RI ke-77 tahun menggambarkan bahwa kita bergabung selama sepuluh tahun terlupa atas matinya nurani di negeri ini," ucapnya.

"Anak-anak terlantar, ibu-ibu dibiarkan terlantar, orang tua dan lansia terlantar, tanpa satupun perhatian pemerintah," kata dia.

Ia menjelaskan pasca bentrok antarwarga Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah pemerintah tak mengirimkan tim trauma healing di tengah ketakutan anak-anak terhadap bentrok yang terjadi.

Ini, kata dia sebuah tindakan pembiaran negara terhadap warga terutama anak-anak korban bentrok untuk pemulihan psikologi.

"Ini pembiaran negara terhadap warga korban bentrok, negera membiarkan generasi kita tumbuh dalam kekerasan,"tuturnya.

Usai menggelar upacara HUT RI ke-77, mereka juga meramaikan Hari Kemerdekaan dengan menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan, seperti Hari Merdeka, Berkibarlah Benderaku hingga Indonesia Pusaka.

Sebagai informasi bentrok antarwarga Desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah pecah pada 10 Februari 2012.

Akibat bentrokan itu lebih dari 3.000 penduduk memilih mengungsi ke desa-desa tetangga di Pulau Haruku. Berdasarkan data yang terhimpun sekitar 180 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 500 jiwa lebih tengah mengungsi di puncak bilangan gunung Air Besar, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Dan sisinya mengungsi di pegunungan Desa Rohomoni, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

(sai/vws)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK