Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyebut ucapan Ketum PPP Suharso Monoarfa sebagai bentuk ketidakpahaman cara menghargai kiai.
Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri menyebut ucapan Suharso yang mengatakan pemberian amplop kepada kiai sebagai cikal bakal budaya korupsi adalah bentuk pelecehan pada pondok pesantren.
"Pernyataan Suharso Monoarfa tersebut adalah gambaran ketidakpahaman terkait adab menghargai Pondok Pesantren di Indonesia. [Kami] mengecam keras pernyataan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa yang tidak mencerminkan adab kepada Kiai," ujar Abdullah lewat keterangan tertulis, Jumat (19/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut Suharso sebagai politisi senior sekaligus ketum Partai Islam di Indonesia mestinya lebih memahami cara menghargai Kiai dan pondok pesantren.
"Pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Umum PPP tersebut telah menimbulkan kontroversi, resistensi dan kesalahpahaman di ruang publik," katanya.
Abdullah pun menuntut permintaan maaf Suharso secara langsung kepada para Kiai baik secara lisan maupun tertulis. Bahkan, ia meminta Suharso menganulir pernyataan sebelumnya yang menganggap pemberian amplop adalah bentuk cikal bakal budaya korupsi.
"Sebagai aktivis sekaligus santri, kami diajarkan cara menghormati dan menghargai para Kiai dari kalangan Pesantren. Pernyataan Suharso tersebut telah menyinggung banyak pihak di kalangan pesantren," terang Abdullah.
Ia menyebut PMII siap membuka ruang dialog untuk saling belajar cara menghormati dan menghargai para kiai.
"Apalagi, PPP dalam sejarahnya adalah Partai yang didirikan, salah satunya dengan peran besar para Kiai dari pesantren yang sangat dihormati," pungkasnya.
(cfd/frd/ugo)