Dinkes DKI: 3 Orang Kontak Erat dengan Pasien Pertama Cacar Monyet

CNN Indonesia
Senin, 22 Agu 2022 15:54 WIB
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengidentifikasi tiga orang kontak erat dengan pasien pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.
Seorang petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan mengoperasikan alat pemindai panas tubuh di terminal kedatangan internasional Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (14/5/2019). (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengidentifikasi tiga orang kontak erat dengan pasien pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan tiga kontak erat itu diketahui dari hasil tracing atau pelacakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil tracing Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menemukan tiga orang kontak erat, yang sampai saat ini ketiganya dalam kondisi baik," ujar Widyastuti dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/8).

Widyastuti memastikan Dinkes DKI akan terus memantau perkembangan kondisi para pasien dan seluruh kontak eratnya.

"Pasien cukup kooperatif dan terbuka dengan tim kami. Kondisi pasien juga sudah membaik," ungkap dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi temuan pasien pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia. Pasien disebutkan berasal dari DKI Jakarta.

Kasus tersebut ditemukan pada pasien laki-laki berusia 27 tahun pada Jumat (19/8) usai melakukan perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis. Gejala yang dialami pasien tidak terlalu berat.

Jatim Belum Ada Kasus

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan belum ada kasus terkonfirmasi positif cacar monyet di daerahnya. Ia berharap virus itu tak sampai masuk ke Jatim.

"Alhamdulillah di Jatim belum ada kasus yang teridentifikasi dan semoga virus tersebut tidak sampai ke sini. Tapi bukan berarti kita bisa menyepelekan Monkeypox ini. Maka saya mengimbau agar masyarakat tetap tenang sambil menjalankan protokol kesehatan," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (22/8).

Khofifah menyebut virus ini ditularkan melalui kontak erat manusia dengan manusia. Gejalanya antara lain adalah demam, sakit kepala, ruam pada kulit, nyeri otot dan kelelahan.

"Sebenarnya tingkat penularan Monkeypox ini lebih rendah dari Covid-19 dan gejalanya hampir sama dengan cacar air. Tetapi kita harus tetap siaga seperti saat kita menghadapi pandemi dulu," katanya.

Dalam kondisi seperti saat ini, Khofifah mengimbau agar masyarakat tidak takut memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat gejala yang mengindikasikan Monkeypox.

Khofifah pun meminta masyarakat agar tidak panik. Pasalnya, Monkeypox tidak membutuhkan isolasi terpusat seperti saat pandemi Covid-19 menyerang.

"Akan tetapi karena penularannya melalui kontak erat dengan orang yang memiliki cacar monyet, sebaiknya tetap waspada dan menjaga jarak," ucapnya.

Terlebih, katanya, pasien yang terkena Monkeypox dapat sembuh dengan sendirinya dari gejala yang diderita pada minggu kedua atau keempat. Hanya saja, penanganan klinis harus tetap ditingkatkan untuk mempercepat proses pemulihan dan meminimalisir bekas luka.

Sebagai informasi, saat ini kasus terkonfirmasi positif Monkeypox mencapai 39.718 orang di seluruh dunia. Dari total kasus, angka meninggal dunia tercatat 12 orang atau kurang dari 0,001 persen.

Menurut data Kemenkes RI, pemerintah pusat telah menyiapkan 1.200 reagen untuk pemeriksaan Monkeypox yang dilakukan saat ada kecurigaan penularan. Nantinya, PCR Monkeypox akan dilakukan pada ruam-ruam di tubuh pasien.

Infografis - Waspada Gejala Cacar MonyetInfografis - Waspada Gejala Cacar Monyet. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
(dmi/frd/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER