Sebuah warung nasi selamat dari insiden kebakaran hebat di Jalan Simprug Golf II, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Padahal ratusan rumah lain di sekitarnya hangus terbakar.
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Kota Administrasi Jakarta Selatan menyebut kompartemenisasi menjadi salah satu faktor 'Warung Brebes Pesona Dua Putri' itu tak ikut terbakar.
Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Deni Andreas, menuturkan ilmu kompartemenisasi kebakaran merupakan batas atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api pada bangunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena terkompartemenisasi jadi terlindungi dari potensi rambatan api. Coba lihat bangunan yg melindungi warteg itu bagaimana konstruksi bangunannya," kata Deni dikutip dari Antara, Rabu (24/8).
Deni mengatakan 'Warung Brebes Pesona Dua Putri' terbuat dari bata ringan atau hebel di semua sisi rumahnya yang sifatnya menahan api. Karena itu, warung tetap kokoh terlindungi meski rumah di sekelilingnya terbakar api.
Sementara ratusan rumah lainnya terbakar lantaran tidak adanya kompartemenisasi atau tidak semuanya memakai bahan bata ringan (hebel) dan kebanyakan memakai bahan semi permanen seperti kayu.
Menurut Deni, salah satu solusi jika ingin membangun rumah kembali maka warga harus memahami ilmu kompartemenisasi dalam pembangunan rumah.
Warga harus menciptakan kompartemenisasi untuk bangunan itu sendiri supaya jika ada sumber kebakaran maka rumah bisa terlindungi.
"Jadi kalau mau dibangun lagi satu kampung supaya aman dari kebakaran besar, pastikan kompartemenisasinya itu semakin banyak semakin bagus bangunannya," tuturnya.
Sri Rohayati, pemilik 'Warung Brebes Pesona Dua Putri', mengatakan warungnya yang jadi satu-satunya bangunan yang selamat dari kebakaran di Simprug bak mukjizat. Ia mengaku rutin bersedekah tiap Jumat.
"Ya mungkin mukjizat dari Allah SWT. Saudara saya kalau jualan shalat dan sedekahnya nggak pernah ketinggalan," kata Sri.
"Setiap Jumat juga selalu memberikan makanan dan minuman gratis," tambahnya.
Sri mengatakan sudah lama keluarganya melakukan kegiatan "Jumat Berkah" dengan memberikan makanan dan minuman gratis kepada warga yang membutuhkan.
Selain itu, Sri bergabung dalam komunitas di Pamulang dengan menjadi donatur, yaitu memberi sedekah berupa uang ketika memiliki rezeki lebih.
"Kalau saya jualan ada orang minta nasi saya kasih. Dia bayar saya nggak mau, malah saya tambahin uang," tutur Sri.
Saat ini, warung sederhana milik Sri terlihat masih berdiri kokoh di antara puing-puing bekas bangunan yang mulai runtuh akibat kebakaran.
![]() |
Garis polisi masih terbentang pajang mengitari warung yang berukuran 4x12 meter tersebut sejak kebakaran melanda. Di warung Sri sendiri hanya tembok kamar atas yang gosong sedikit serta ventilasi lantai bawah yang terbakar.
Di tengah rasa syukurnya selamat dari kobaran api, Sri berharap bisa mengecat kembali warungnya dan membangun kembali warung lainnya yang dilalap api.
"Ini kalau ada rezeki kita mau cat ulang warung ini. Lalu warung ayam bakar kita juga akan dibangun lagi buat kontrakan dan usaha," kata Sri.
Sri juga berharap listrik dan air bisa dipasang kembali di wilayahnya agar bisa beraktivitas sehari-hari terutama berjualan.
Harapan pemasangan listrik dan air ini juga bisa membantu warga yang membutuhkan. Sri dan suaminya berencana menerima para pengungsi beristirahat di warungnya yang berlantai dua itu.
"Ini nanti kalau kita pulang ke kampung. Warga boleh di sini," ujarnya.
Sri merasa iba lantaran ada banyak warga yang harus mencari kontrakan baru dan memiliki anak yang masih bersekolah.
Ia berharap bisa membantu mereka yang telah menjadi kebakaran memiliki tempat tinggal sementara sembari mencari kontrakan yang baru.
(tim/tsa)