IDI: Positivity Rate RI Naik karena Pengetesan dan Pelacakan Turun

CNN Indonesia
Jumat, 26 Agu 2022 19:09 WIB
IDI menilai tingginya angka positivity rate Covid-19 di RI saat ini karena jumlah pelacakan dan pengetesan yang menurun
Ilustrasi. IDI menilai tingginya angka positivity rate Covid-19 di RI saat ini karena jumlah pelacakan dan pengetesan yang menurun. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menilai besarnya positivity rate atau rasio kasus positif Covid-19 mingguan di Indonesia yang melampaui ambang batas Badan Kesehatan Dunia (WHO) disebabkan jumlah pelacakan dan pengetesan warga menurun.

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Erlina Burhan mengungkapkan angka positivity rate pada pekan ketiga Agustus 2022 tembus 11,7 persen. Padahal ambang batas positivity rate yang ditetapkan WHO kurang dari 5 persen.

"Salah satu penyebabnya adalah karena tracing kita tidak setinggi sebelumnya. Jadi kalau angka yang diperiksanya rendah, maka dengan demikian angka positivity rate juga naik," kata Erlina dalam diskusi daring PB IDI, Jumat (26/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Erlina, tingginya angka positivity rate juga disebabkan banyaknya masyarakat yang melakukan pemeriksaan Covid-19 secara mandiri, sehingga data tersebut tidak tercatat dalam angka nasional.

Ia menyebut jika warga yang melakukan pemeriksaan mandiri melaporkan data kepada pemerintah, kemungkinan angka positivity rate di Indonesia rendah. Namun, di lain sisi, hal itu juga bisa membuat angka positivity rate jauh lebih tinggi.

"Bisa jadi lebih rendah bisa jadi juga lebih tinggi kalau yang periksa di rumah itu juga melaporkan," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklaim Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang berhasil melampaui gelombang Covid-19 yang disebabkan oleh mutasi Omicron dengan subvarian BA.4 dan BA.5. Kedua subvarian itu sudah menyebar di Indonesia sejak Mei 2022.

Menurutnya, warga Indonesia sudah memiliki antibodi Covid-19 yang sangat baik. Budi mengatakan hal itu terbukti melalui hasil sero survei per Juli 2022 yang dilakukan pihaknya bersama Tim FKM UI menyatakan sebanyak 98,5 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi atau kekebalan tubuh terhadap virus corona.

Sero survei yang dimaksud adalah survei dan penelitian yang dilakukan untuk menghitung jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit tertentu berdasarkan spesimen serologi atau serum darah.

(lna/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER