Polisi: Pembunuhan Sadis Timika Bermula dari Penipuan Jual-Beli Senpi
Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani mengungkapkan peristiwa pembunuhan sadis di Timika berawal dari rekayasa transaksi senjata api.
Para pelaku memancing korban untuk transaksi senjata api. Faizal mengatakan para korban yang tertarik dengan tawaran itu mendatangi para pelaku dengan membawa uang Rp250 juta.
"Jadi mereka melakukan rekayasa transaksi senjata, kemudian setelah transaksi jadi uangnya diambil Rp250 juta," kata Faizal saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (29/8).
Faizal menuturkan para pelaku tidak memiliki senjata seperti yang dijanjikan. Mereka hanya membawa senjata palsu. Setelah bertemu dan menerima duit korban, pelaku pun membunuhnya.
"Enggak ada (senjata). Dia membuat senjata dummy saja. Jadi ditunjukkan tapi itu dummy. Jadi itu rekayasa," katanya.
Ada tiga orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ini. Selain dari sipil, ada enam orang anggota TNI yang telah diamankan Polisi Militer.
Faizal mengatakan polisi masih mendalami apakah para pelaku pernah melakukan tindakan serupa sebelumnya.
Terpisah, Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) Letjen Chandra W. Sukotjo mengatakan pihaknya bakal mengusut tuntas kasus tersebut.
Ia menyebut hal itu telah diperintahkan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
"Keterangan sementara demikian (terkait jual beli). Sedang didalami dan akan kita ungkap motifnya," kata Chandra.
Diberitakan, Polres Mimika menangkap tiga orang terduga pelaku pembunuhan terhadap empat warga sipil di Timika, Kabupaten Mimika, Papua.
Tiga pelaku ditahan di Polres Mimika terkait pembunuhan warga yang jenazahnya ditemukan secara terpisah di beberapa tempat di Timika.
Dari penyelidikan yang dilakukan, pembunuhan terjadi tanggal 22 Agustus sekitar pukul 21.50 WIT di kawasan SP 1, Distrik Mimika Baru, terhadap Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Leman Nirigi dan seorang korban lainnya belum diketahui identitasnya dan jasadnya dibuang di sekitar sungai Kampung Pigapu, Distrik Iwaka.
(yoa/tsa)