Guru SDN Kota Baru Cerita Momen Evakuasi Siswa Saat Kecelakaan Maut
Seorang Guru SD Negeri Kota Baru III Kecamatan Bekasi Barat Lutfi bercerita soal momen evakuasi anak-anak pada kecelakaan maut Bekasi pada Rabu (31/8) kemarin.
Saat kejadian, Lutfi mengaku sedang mengetik di ruang guru. Lalu, ia refleks berlari keluar usai mendengar suara kencang.
"Ketika itu saya dengar dentuman kencang 'jeger' saya langsung refleks lari ke luar. Laptop, hp saya tinggal. Saya langsung lihat mobil kontainer itu menghalangi gerbang. Saya lewat kolongnya tuh, saya lihat di situ korban sudah pada berserakan," ujar Lutfi saat dijumpai di lokasi kejadian, Kamis (1/9).
Lutfi mengatakan langsung menyelamatkan seorang siswa yang tertimpa sepeda motor dan mengantarnya ke arah rumah yang berlokasi di belakang sekolah.
"Kaki saya lemes banget, saya bopong itu anak. Orang-orang bertanya ada apa, saya bilang, tolong itu banyak korban,'," kata dia.
Dia menyebut wajah anak tersebut kala itu tampak kusam meski tidak berdarah. Merasa tak kuat, dia kemudian duduk di taman kanak-kanak dan menunggu orang tua anak tersebut datang menjemput.
Sembari menunggu, Lutfi mengabarkan warga sekitar untuk membantu para korban.
Setelah orang tua anak itu datang, Lutfi pun ikut mengantar hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Di sana, ia menyaksikan para korban yang berdatangan.
"Ada siswa yang kelas 6 yang ketiban kakinya enggak bisa digerakin. Korban itu banyak ketiban motor, kedempet teman, tumpuk-tumpukan, keciprat minyak panas, air panas," terang dia.
Lutfi mengaku berada di rumah sakit hingga sore hari dan orang tua siswa datang.
Saksi mata lain, Amelia, yang merupakan anggota komite orang tua, juga menceritakan momen-momen evakuasi anak SD yang terjepit truk. Mulanya, Amelia berniat pulang usai rapat dengan kepala sekolah. Dia mendengar suara yang sangat kencang dari parkiran.
"Ada suara kenceng banget kan. Dari parkiran saya lari, yang pertama saya lihat itu tukang datang mepet di tembok situ kan dia gapai-gapai situ, saya tarik saya taruh di sini (gerbang)," jelas Amelia.
Lalu, kata Amelia, ada siswa kelas 5 yang tersiram air panas dari tukang bakso. Amelia pun langsung menggendong anak itu ke dalam lingkungan sekolah.
Lebih lanjut, dia menjelaskan ada siswa yang terjepit sempat berteriak minta tolong penjaga sekolah.
Penjaga sekolah bersama warga juga berusaha menyelamatkan korban dengan menggeser puing-puing, tetapi tidak kuat.
"Setelah itu kan ada yang kegencet kan, terus mereka juga sambil teriak. Di sini ada penjaga sekolah namanya pak Deni 'pak Deni tolong, tolong' gitu," terang dia.
Proses evakuasi pun dibantu kendaraan lain dengan menarik puing-puing dan truk. Setelah truk ditarik, korban baru terlihat jelas.
"Akhirnya saya ngelihat ada bantuan jadi mobil ditarik mundur, yang nempel di situ mayat banyak. Jadi anak-anak pas di belakang itu orang dewasa," tuturnya.
Tak hanya itu, sejumlah siswa yang selamat dikatakan berteriak histeris seraya menyaksikan kawan-kawannya menjadi korban kecelakaan maut itu. Amelia mengaku menjaga siswa lain yang selamat.
"Anak-anak di atas pada teriak juga. Saya jagain anak-anak yang di atas. Dia nangisin temennya 'Abdul di luar, Bu' katanya. Terus yang kesiram itu juga nangisin temannya, 'Teman saya, Bu', sudah teman kamu ditolong guru yang lain, jadi mereka mikirin temennya," ujar dia.
Lalu, ia mendapat info bahwa anak-anak yang menyaksikan kecelakaan tersebut sampai trauma dan menangis semalaman.
Diberitakan, kecelakaan maut itu terjadi di Jalan Sultan Agung, Kota Bekasi. Lokasinya tepat di depan SD Negeri Kota Baru II dan III Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Kecelakaan itu bermula saat truk trailer yang dikemudikan oleh AS menabrak sebuah halte, kemudian merobohkan tiang BTS. Sebanyak 10 orang tewas, empat di antaranya adalah anak-anak.
(pop/tsa)