Manajemen playground anak di Ciputra World Surabaya, Playtopia, tak banyak berkomentar terkait pengusiran dan dugaan rasisme terhadap Cucu Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma.
"Kalau mau klarifikasi langsung ke pusatnya saja," kata salah satu penanggung jawab Playtopia Surabaya, Feri, kepada awak media, Kamis (1/9) malam.
Feri mengatakan, manajemen Playtopia di Surabaya tidak memiliki wewenang untuk menjawab atau memberikan klarifikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kami ndak ada wewenang untuk menjawab itu semua, pusatnya [manajemen] di Jakarta," ujarnya.
Selain itu, Feri juga tidak bisa menyampaikan atau membuka rekaman CCTV di Playtopia kepada publik. Sebab hal itu adalah wewenang manajemen pusat.
"Kalau itu saya belum tahu [CCTV], kami menunggu dari pusat dulu, bisa langsung hubungi Playtopia pusat, di DM. Kalau kita belum bisa kasih jawaban apa-apa," ucapnya.
CNNIndonesia.com sendiri telah berupaya menghubungi manajemen pusat Playtopia, namun yang bersangkutan belum memberikan respons.
Kejadian ini bermula saat anak Risma, Fuad Benardi dan istrinya Erra Masita Maharani mengajak dua buah hatinya bermain di Playtopia, Ciputra World Surabaya, Rabu (31/8) kemarin.
Namun, baru 20 menit bermain, anak kedua mereka yang masih berusia dua tahun disebutnya diminta keluar oleh seorang petugas Playtopia karena dianggap tidak mematuhi SOP tentang penggunaan masker.
Fuad pun protes sebab ia melihat banyak anak-anak lain yang dibiarkan petugas dan masih leluasa bermain meski tak memakai masker.
"[Anak lain] itu kok dibiarkan? Enggak ditegur kayak anak saya? Enggak dibuntutin terus kayak anak saya?," kata Fuad.
Fuad mengatakan apa yang dilakukan petugas di playground itu adalah bentuk rasisme dan diskriminasi etnis terhadap anaknya.
"Apa karena kami orang Jawa bisa diusir semena-mena? Tolong Playtopia jangan jadi tempat bermain [yang] rasis," tegasnya.
(frd/kid)