Pihak Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur menyatakan dua santri yang diduga melakukan penganiayaan sudah dikeluarkan.
Dua orang itu diduga menganiaya santri AM (17) asal Palembang, Sumatera Selatan hingga meninggal dunia.
"Pelaku dua orang. Dan langsung tidak sampai satu jam [setelah AM wafat], surat pemberhentian, surat pemulangan, surat pengusiran langsung kami buat dan mereka langsung dipulangkan," kata Noor," Senin (5/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Noor mengatakan dua pelaku itu merupakan kakak kelas korban yang duduk di kelas 6 atau kelas 12 SMA. Sementara korban masih kelas 5 atau kelas 11.
Ia menyebut para pelaku itu tak terima dengan kelalaian AM selaku ketua pelaksana acara perkemahan. Para senior itu bertindak sebagai penanggungjawab acara.
Usai dikeluarkan dari pondok, Noor mengatakan para pelaku itu saat ini sudah tak berada di Gontor. Mereka sudah pulang ke rumah orang tuanya masing-masing.
"Dua pelaku satu dari Padang dan yang satu dari Bangka. Saat ini sudah tidak di pondok," ucapnya.
Sejauh ini Pondok Pesantren Gontor menyerahkan kasus itu kepolisian. Beberapa orang perwakilan pengasuh santri dan pengantar jenazah AM ke Palembang, juga sudah dimintai keterangan.
Sebelumnya seorang santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, AM (17) diduga tewas usai menjadi korban penganiayaan, Senin (22/8).
Hal itu terungkap saat ibu korban, Soimah meminta bantuan hukum ke pengacara kondang Hotman Paris.
Mulanya, Soimah mendapat informasi dari pesantren bahwa kematian anaknya karena jatuh kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis-Jumat.
Namun saat keluarga meminta kain kafan yang menutup AM dibuka, tampak beberapa luka lebam akibat kekerasan terlihat di sekujur tubuh korban.
"Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima," kata Soimah.