LPSK Ungkap Janggal Pelecehan Putri Candrawathi, Komnas HAM Buka Suara

CNN Indonesia
Selasa, 06 Sep 2022 10:58 WIB
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung menyebut lembaganya sudah bekerja sesuai mandat dalam penyelidikan kasus Brigadir J dan dugaan pelecehan Putri Candrawathi.
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung menyebut lembaganya sudah bekerja sesuai mandat dalam penyelidikan kasus Brigadir J dan dugaan pelecehan Putri Candrawathi. Foto: CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) angkat suara terkait pernyataan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang menyebut temuan dugaan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi janggal.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyebut lembaganya sudah bekerja sesuai mandat. Komnas HAM telah melakukan pemantauan dan penyelidikan terhadap pembunuhan Brigadir J dan dugaan pelecehan yang dilakukannya.

"Begini, saya kira yang pertama Komnas HAM mencoba untuk bekerja sesuai dengan mandat dan kewenangannya," kata Beka kepada wartawan, Selasa (6/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beka pun mengingatkan hal yang sama juga harus dilakukan lembaga lain, termasuk LPSK.

"Saya kira lembaga lain juga harus bekerja sesuai mandat dan kewenangan itu aja," ujarnya.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu sebelumnya membeberkan sejumlah kejanggalan soal temuan Komnas HAM yang menyebut adanya dugaan kuat kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi oleh Brigadir J.

Kejanggalan pertama menurut Edwin terkait relasi kuasa. Brigadir J merupakan ajudan dari Sambo, yang notabenenya juga bawahan Putri.

Kejanggalan selanjutnya terkait lokasi yang diduga terjadinya pelecehan seksual. Edwin mengatakan pada umumnya, pelaku pelecehan seksual akan mencari tempat yang kemungkinan besar tak ada yang menyaksikan.

Namun, kata Edwin, dalam kasus tersebut, Brigadir J diduga melecehkan Putri di rumahnya di Magelang pada 7 Juli. Pada hari itu, KM dan S selaku asisten rumah tangga Putri berada di rumah.

"Biasanya pelaku memastikan tidak ada saksi, ini peristiwanya di rumah Ibu PC. Di situ ada KM dan ada S, Susi. Jadi terlalu apa ya, nekat ya. Kalau itu terjadi nekat banget ya," kata dia.

Dengan kondisi itu, Edwin menyebut posisi PC memungkinkan untuk memberi perlawanan.

"Kan itu tidak ada," ujarnya.

Kejanggalan selanjutnya, PC disebut masih menanyakan kondisi Brigadir J kepada ajudannya yang lain, yakni RR. Edwin menilai hal itu janggal lantaran pernyataan itu dilontarkan pascakejadian.

"Kalau dia korban dia menanyakan pelaku agak unik, Yosua juga masih menghadap ke PC di kamarnya," ucap dia.

Sementara Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan Putri Candrawathi ingin mengakhiri hidup karena dugaan pelecehan seksual yang dialaminya.

Andy mengatakan bahwa Putri merasa sangat tertekan dan menyalahkan dirinya sendiri atas peristiwa dugaan pelecehan seksual tersebut.

"Posisi sebagai istri dari seorang petinggi kepolisian pada usia yang jelang 50 tahun, memiliki anak perempuan, maupun rasa takut pada ancaman dan menyalahkan diri sendiri, sehingga merasa lebih baik mati," kata Andy di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat pada Kamis (1/9).

Ungkapan ingin mati itu, kata Andy, diucapkan berkali-kali oleh Putri. Menurutnya, relasi kuasa antara atasan dan bawahan ternyata tidak cukup menghilangkan kemungkinan terjadinya kekerasan seksual.

(yla/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER