Sekjen PDIP Beri Penjelasan soal Kebijakan Jokowi Naikkan Harga BBM
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memberikan penjelasan ihwal kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Ia menerangkan, berdasarkan pemikiran geopolitik Presiden pertama RI Sukarno, mahasiswa harus memiliki tiga pandangan, yakni national view, society view, dan world view.
Dalam konteks isu kenaikan harga BBM, hal yang menjadi society view ialah langkah Jokowi menaikkan harga BBM akan berdampak kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat, harga angkutan dan harga barang-barang meningkat.
Kemudian, pada pandangan national view, Jokowi sudah mencoba membangun kedaulatan energi dengan mengambil alih Blok Rokan dan Blok Mahakam.
Menurut Hasto, Jokowi menaikkan harga BBM karena pandangan world view, di mana perang antara Rusia dan Ukraina yang sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir telah mempengaruhi rantai pasokan global.
"Lalu kenapa Pemerintah tetap menaikkan harga BBM? Ada world view bahwa perang Rusia-Ukraina ternyata berdampak ke Indonesia. Sebab perang itu mempengaruhi global supply chain," kata Hasto dalam keterangannya yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (6/9).
Ia berkata pemerintah sudah mengambil kebijakan yang tidak mudah, meskipun pemerintah sudah berjuang keras membangun kedaulatan energi di Indonesia.
Hasto pun menyatakan bahwa PDIP tidak akan melupakan jati diri sebagai partai yang berasal dari wong cilik. Menurutnya, PDIP akan ditinggal oleh pemilih bila melupakan asal-usul sebagai partai wong cilik dan tidak berpihak rakyat.
"Karena itulah kami bergerak menyatu dengan rakyat. Seluruh kepala daerah dari PDI Perjuangan telah kami perintahkan untuk itu. Seluruh ketua DPRD kami perintahkan untuk melakukan realokasi anggaran agar keberpihakan melalui berbagai stimulus fiskal dapat dilakukan sebaik-baiknya," imbuh Hasto.
Lebih lanjut, Hasto menyampaikan, demonstrasi tolak kenaikan harga BBM yang terjadi saat ini merupakan aspirasi yang bisa diterima oleh Jokowi, dan seluruh partai pendukung pemerintah.
"Mana ada presiden yang didemo dan minta Pak Jokowi turun, tapi beliau terima dan diajak dialog. Itulah Pak Jokowi. Beliau bekerja keras. Tidak ada presiden yang mempunyai kemampuan teknokratik seperti Pak Jokowi. Hanya nasibnya kurang baik. Begitu terpilih di periode kedua, ada pandemi 2 tahun. Situasi rakyat berat, kita juga tahu," kata Hasto.
Ia berkata Jokowi adalah sosok yang berasal dari rakyat, jadi memahami bagaimana kesusahan rakyat akibat pandemi.
"Solusi yang ditawarkan PDI Perjuangan saat ini adalah dengan adanya bantalan-bantalan sosial, harus dikawal dengan sebaik-baiknya dan Mensos dari PDI Perjuangan, Bu Risma. Bu Risma ini juga orangnya, kalau urusan rakyat, itu dinomorsatukan," beber Hasto.
Hasto pun mengajak semua pihak, dengan situasi yang sulit ini, agar membangun situasi yang kondusif, sehingga Jokowi dan aparat pemerintah bisa mengambil langkah-langkah terobosan lainnya di dalam membantu rakyat.
(mts/ain)