Proses Pencarian Pesawat Latih TNI AL Jatuh Terkendala Cuaca
Proses pencarian pesawat latih G-36 Bonanza milik TNI AL yang jatuh memakan banyak waktu karena terkendala cuaca.
Komandan Pusat Penerbangan TNI AL (Danpuspenerbal) Laksda Dwika Tjahja Setiawan menuturkan perairan Selat Madura, Jawa Timur, selama proses pencarian diguyur hujan sehingga menyulitkan tim evakuasi.
"Proses (pencarian) ini tidak bisa kita tentukan, seperti sekarang di lokasi masih hujan sehingga tim kesulitan," kata Dwika dalam konferensi pers di Mabes TNI AL, Jakarta, Rabu (7/9).
"Tapi sesuai perintah Bapak KSAL, secepat mungkin kita akan melakukan evakuasi," lanjutnya.
Dwika juga mengungkapkan kondisi cuaca saat pesawat lepas landas hingga dilaporkan jatuh cukup baik. Di sisi lain, pesawat buatan Amerika Serikat yang dibeli pada 2013 lalu itu juga dinilai layak terbang karena baru menjalani pemeliharaan pada 22 Agustus lalu.
Meski demikian, ia mengatakan kondisi tersebut tidak menjamin penyebab kecelakaan bukan berasal dari aspek teknis. Dwika juga menekankan penyebab tersebut masih akan didalami usai bangkai pesawat ditemukan dan dilakukan investigasi.
"Kondisi cuaca saat kejadian, cuaca di lokasi cukup baik. Kemudian memang ini adalah alat ya," tutur Dwika.
"Sehingga walaupun secara sertifikat sudah sangat layak dan memang sudah melalui uji coba dan sebagainya, tapi jaminan untuk kondisi teknis ini juga kita tidak tahu karena ini alat," sambungnya.
Diberitakan, pesawat latih G-36 Bonanza jatuh di perairan Selat Madura, Jawa Timur, pada Rabu (7/9) sekitar pukul 09.30 WIB. Pesawat tersebut diterbangkan oleh Pilot Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady dan Copil Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti.
Usai tercatat lepas landas pada 08.45 WIB, pesawat tersebut dilaporkan hilang kontak 10 menit kemudian. Puspenerbal kemudian menyatakan pesawat tersebut jatuh dan kini tengah melakukan proses pencarian bangkai pesawat.
Lihat Juga : |
Terbaru, tim evakuasi yang berada di lapangan telah melaporkan temuan titik diduga rangka pesawat. Temuan itu menampilkan siluet berbentuk rangka pesawat yang terpancar dari sonar.
Proses berlanjut dengan menerjunkan tim penyelam untuk melihat langsung apakah titik tersebut merupakan rangka pesawat yang jatuh. Setelah itu, Puspenerbal baru dapat melakukan investigasi mengenai penyebab kecelakaan pesawat.
(frl/isn)