Dudung Waspada Pengganggu Soliditas TNI: Jangan Sampai Seperti G30SPKI

CNN Indonesia
Jumat, 09 Sep 2022 03:22 WIB
KSAD Dudung dalam acara bincang kebangsaan meminta jajarannya waspada pada pihak mengganggu soliditas TNi, "jangan sampai terjadi seperti G30S/PKI."
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman meminta jajarannya untuk waspada terhadap pihak-pihak yang mencoba mengganggu kesolidan TNI.

Ia mewanti-wanti jangan sampai peristiwa Gerakan 30 September 1965 kembali terjadi.

"Kalau TNI pun kemudian ada yang kemudian mencoba mengganggu, jangan sampai terjadi seperti G30S/PKI. Saya perintahkan kepada seluruh jajaran, waspada. Pihak-pihak tertentu yang mencoba mengganggu soliditas TNI, jangan main-main, kita akan hadapi bersama," kata Dudung dalam acara bincang kebangsaan di Mabesad, Jakarta, Rabu (7/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan internal TNI solid. Ia menyebut perbedaan pendapat di unsur pimpinan adalah hal yang biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.

"Kalau terjadi ada friksi, terjadi perbedaan pendapat, saya rasa semua di lapangan sama. Pangdam dengan Kasdam juga pasti ada perbedaan pendapat, Kapolri dengan Wakapolri, KSAD dan Panglima ada perbedaan pendapat itu biasa," kata Dudung.

"Tetapi ini jangan kemudian dibesar-besarkan," imbuh mantan Pangkostrad itu.

Beberapa hari waktu terakhir muncul isu sedang tak ada ketidakharmonisan di antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Hal itu pun muncul jadi pertanyaan wakil rakyat saat rapat antara Komisi I DPR dengan Panglima TNI dan jajaran kepala staf angkatan di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/9). Kala itu hanya Dudung, kepala staf TNI yang tak menemani Andika dalam rapat di DPR. Dudung kala itu tak datang ke DPR dengan dalih sedang meninjau pasukan di Lampung.

Dalam rapat tersebut anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyinggung dugaan ketidakharmonisan itu dan mengatakan ego dua jenderal Angkatan Darat itu telah merusak hubungan senior dan junior. 

"Apa sih yang kemudian dipertahankan? Ego. Ego bapak berdua itu, merusak tatanan hubungan senior dan junior di TNI, pak," kata Effendi.

Ia menyatakan hubungan keduanya juga sudah menjadi sorotan publik lantaran dimana ada Andika, tidak ada Dudung. Ia mencontohkan saat upacara pembukaan Latihan Bersama (Latma) Super Garuda Shield Agustus lalu.

"Ini semua menjadi rahasia umum pak, di mana ada Jenderal Andika tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield tidak ada KSAD di situ," kata Effendi.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKB,  Helmy Faishal menyatakan seharusnya Dudung hadir karena bisa menepis isu-isu yang berkembang soal ketidakharmonisan hubungannya dengan panglima.

"Penting sekali pejabat yang bersangkutan untuk hadir, dalam kaitan ini Panglima sudah hadir dan kita harapkan pak KSAD biasa hadir di sini, sekaligus untuk menepis di sosial media, di berbagai macam berita, itu ada informasi yang tidak enak bahwa ada hubungan yang kurang harmonis antara Panglima dengan KSAD," kata Helmy.

Menjawab isu ketidakharmonisan itu, baik Andika maupun Dudung sudah menjawab pertanyaan publik secara terpisah.

"Ya, dari saya tidak ada, karena semua yang berlaku sesuai peraturan perundangan tetap berlaku selama ini. Jadi nggak ada yang kemudian berjalan berbeda," jawab Andika kepada wartawan usai rapat dengan Komisi I DPR.

Sementara itu Dudung menyatakan apapun perintah dari Panglima TNI, dia pasti menjalankannya. Dia pun membantah mengenai rumor ketidakharmonisan dirinya dengan panglima.

"Saya dengan Panglima TNI sampai sekarang masih baik-baik saja, tidak ada perbedaan apapun. Apapun perintah Panglima TNI saya jalankan," kata Dudung di Mabes TNI AD, Jakarta, kemarin.

(tim/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER