Mardiono soal Konflik PPP: Saya Malu dengan Publik
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono mengaku malu konflik internal PPP menjadi tontonan publik.
Mardiono berpendapat seharusnya konflik ini tak perlu terjadi. Dia berkata memiliki hubungan dekat dengan Suharso Monoarfa.
"Sebenarnya juga saya malu dengan publik, tidak juga pantas kita pertontonkan di panggung saya harus berhadap-hadapan dengan beliau (Suharso). Ini bukan orang lain kok, beliau juga kader PPP, saya juga kader PPP," kata Mardiono saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (8/9).
Dia menyampaikan Suharso adalah mentor sekaligus senior yang ia hormati. Namun, Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP telah menetapkan Suharso diberhentikan dari jabatan ketua umum.
Mardiono berharap PPP bisa berdamai atau islah. Menurutnya, islah bisa terwujud jika Suharso menerima keputusan partai soal pencopotan jabatan.
Dia mengatakan jika Suharso terus bermanuver, tidak baik dilihat publik. Mardiono menyarankan agar Suharso legawa dengan keputusan yang telah disepakati partai.
"Beliau seharusnya menyadari itu. Beliau kan seorang negarawan," ujarnya.
Sebelumnya, kepemimpinan Suharso Monoarfa di PPP digoyang. Konflik itu sudah terendus sejak beberapa bulan lalu, tetapi makin kencang setelah Suharso menyinggung soal 'amplop untuk kiai' sebagai awal mula tindak pidana korupsi.
Suharso diberhentikan dan Mukernas PPP memilih Mardiono jadi Plt Ketum PPP menggantikan Suharso.
(dhf/tsa)