Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan pesawat jenis G-36 Bonanza T-2503 yang jatuh di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) baru menjalani pemeliharaan berkala (harla) pada Agustus lalu. Ia menyebut pesawat itu masih memiliki 190 jam terbang.
"Pesawat itu baru selesai harla Agustus lalu, karena itu pemeliharaan berkala. Jam terbangnya masih cukup banyak 190 jam terbang," kata Yudo di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (8/9).
Ia mengatakan telah menerjunkan tim investigasi untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat latih itu. Di sisi lain, pesawat jenis serupa telah dihentikan sementara pengoperasiannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bonanza semuanya kita grounded dulu untuk kepentingan investigasi. Kita punya tujuh (pesawat)," katanya.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan evakuasi bangkai pesawat dan dua awalnya berhasil dilakukan pada Kamis pagi. Evakuasi sempat kesulitan karena posisi pesawat terbalik.
"Operasi SAR sudah selesai, dengan adanya ditemukan dua korban dan sudah terangkat pesawatnya sudah kita nyatakan selesai," katanya.
Pesawat latih Bonanza G-36 milik TNI AL sebelumnya jatuh saat konvoi KRI melaksanakan latihan antiserangan udara.
Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan menjelaskan pesawat tersebut diduga jatuh ke laut, tepatnya di Selat Madura, sekitar pukul 09.30 WIB.
Pesawat tercatat lepas landas pada 08.45 WIB dari bandara Juanda. Pesawat lalu dilaporkan hilang kontak di perairan laut Selat Madura pada pukul 08.55 WIB. Pilot dan co-pilot ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
(yoa/tsa)