Fakta-fakta Nadiem Makarim Ubah Jalur Masuk PTN
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim resmi mengubah pola seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Nadiem menyatakan tidak ada lagi tes mata pelajaran (mapel) seperti seleksi masuk PTN sebelumnya.
"Kali ini berbeda. Dalam seleksi ini, tidak ada lagi tes mata pelajaran," kata Nadiem lewat siaran pers, Rabu (7/9).
Perubahan lainnya yakni penghapusan pembedaan jurusan IPA dan IPS dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ada tiga jalur untuk masuk ke kampus negeri.
Berikut fakta-fakta perubahan tes masuk PTN:
Tiga Jalur Seleksi Masuk PTN
Jalur masuk PTN dibuat melalui tiga jalur, yakni seleksi berdasarkan prestasi, tes skolastik, dan seleksi mandiri yang diselenggarakan masing-masing PTN.
Pertama, seleksi lewat jalur prestasi akan menggantikan SNMPTN. Dalam skema ini, tidak ada lagi pemisahan calon mahasiswa berdasarkan jurusan di pendidikan menengah.
Jalur prestasi akan menyeleksi 50 persen nilai rata-rata rapor dan 50 persen sisanya diukur dari komponen minat dan bakat.
Kedua, seleksi tes skolastik akan menguji kemampuan kognitif, penalaran matematika, literasi Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Tes itu akan berbeda dengan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) yang selama ini dilakukan.
Ketiga, jalur seleksi mandiri yang akan dilakukan oleh masing-masing PTN. Nadiem memastikan pemerintah berupaya seleksi mandiri dilakukan secara lebih transparan. PTN juga harus melakukan beberapa hal sebelum dan setelah seleksi mandiri.
Tes Skolastik Bakal Lebih Sulit
Nadiem menyebut tes skolastik memiliki tingkat kerumitan soal yang lebih sulit dibandingkan dengan tes SBMTPN yang selama ini dilakukan.
"Sekarang hanya akan ada satu tes, yaitu tes skolastik. Dan tes skolastik ini adalah yang sulit, sangat sulit juga, karena memang harus tes yang sulit," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X di Gedung DPR RI, Kamis (8/9).
Nadiem mengatakan banyak negara maju yang menerapkan tes skolastik sejak lama. Dengan demikian, ia menilai tes skolastik tepat jika diterapkan di Indonesia sebagai seleksi masuk PTN.
Tes Mapel Masuk PTN Dihapus
Menurut Nadiem tes mapel dalam seleksi masuk PTN menciptakan diskriminasi di lingkungan sekolah. Diskriminasi itu khususnya terjadi pada peserta didik yang tidak mampu mengikuti bimbingan belajar (bimbel) akibat faktor ekonomi.
Oleh sebab itu, Nadiem optimistis keputusannya untuk menghapus mapel dalam tes masuk PTN mampu membawa perubahan lebih baik dan cukup signifikan bagi sistem pendidikan di Indonesia.
Nadiem juga mengklaim kebijakan baru tersebut akan membuat tenaga pendidik lebih fokus dan tidak mengalami demotivasi saat mengajar peserta didik.
Menurutnya, seleksi masuk PTN semestinya tidak menurunkan kualitas pembelajaran pendidikan menengah serta perlu lebih inklusif dan adil bagi semua peserta didik.
Seleksi Masuk PTN Tak Lagi Digelar LTMPT
Seleksi masuk PTN mulai 2023 mendatang tak lagi diselenggarakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
"Dengan terbitnya Permendikbud tersebut, maka pelaksana seleksi masuk PTN bukan lagi LTMPT," kata Ketua LTMPT Mochamad Ashari kepada CNNIndonesia.com, Jumat (9/9).
LTMPT mengaku belum mendapat petunjuk teknis dari Kemendikbudristek. Selain itu, Kemendikbudristek juga belum berkoordinasi dengan LTMPT.
Ketua Pelaksana LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan bahwa bakal ada lembaga baru yang akan mengurusi terkait seleksi mahasiswa baru.
(lna/fra)