Menurut Asrinaldi beberapa partai akan tertarik mendukung Sandi. Meski begitu, ia menyebut Sandi tidak boleh terlalu ambisius mengejar tiket capres. Hal itu disebabkan elektabilitasnya yang pas-pasan.
Sandi hanya capres papan tengah. Beberapa survei merekam elektabilitas Sandi berada di urutan empat hingga enam, bersaing dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei Charta Politika, misalnya, menempatkan Sandi pada urutan kelima. Elektabilitas Sandi pada survei yang digelar akhir Mei 2022 itu hanya 3,6 persen.
Charta juga merekam potensi Sandi sebagai cawapres. Pada survei Desember 2021, Sandi menjadi cawapres terkuat dengan elektabilitas 27,7 persen.
"Dia bukan ketua atau elite partai, memang target minimal dia cawapres. Sama dengan Erick Thohir, AHY, jangan terlalu memaksa karena memang peluang menang di cawapres," ujar Asrinaldi.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo melihat skenario berbeda di balik gonjang-ganjing Gerindra akibat manuver Sandi.
Kunto berkata ada kemungkinan Gerindra sedang membesarkan Sandi. Hal itu terlihat dari sikap diam Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Kalau dilihat bagaimana Prabowo masih diam saja, tidak langsung memecat atau tidak langsung memanggil Pak Sandi, berarti ini mungkin bagian strategi Gerindra. Dua kandidat akan lebih menguntungkan daripada satu," kata Kunto.
Meski demikian, Kunto tak menampik potensi Sandiaga terdepak dari Gerindra karena manuver saat ini.
Kunto menilai Sandi tak akan mempertahankan diri di Gerindra jika tak dapat dukungan. Dia melihat potensi Sandiaga berpindah ke partai lain.
(dhf/wis)