Massa Aksi 1209 Bubar Usai Serukan Tritura & Sentil Kasus Ferdy Sambo
Massa aksi 1209 dari elemen Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) membubarkan diri usai menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Senin (12/9).
Pantauan CNNIndonesia.com, ratusan massa aksi perlahan-lahan meninggalkan lokasi diri pada pukul 17.18 WIB.
Massa membubarkan diri usai orasi dari Ketua Umum PA 212 Abdul Qohar Al-Qudsi dari atas mobil komando.
Abdul sempat mengutarakan tiga sikap GNPR atau 'tritura' yang diikuti peserta aksi. Tuntutan Tritura itu yakni meminta menurunkan harga BBM, turunkan harga-harga dan menegakkan supremasi hukum.
"Sebelum tuntutan dipenuhi, aksi berhenti atau terus?" tanya Abdul ke massa.
"Terus," serempak massa aksi.
Setelah itu, massa aksi lantas mengumandangkan selawat badar untuk mengakhiri aksi.
"Jaga dan pulang dengan kondusif," kata Abdul.
Kawal Kasus Ferdy Sambo
Salah seorang orator massa aksi 1209 dari elemen GNPR menyatakan pihaknya siap mengawal kasus pembunuhan tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.
"Kita siap kawal kasus Brigadir J. Ini bukan soal agama atau suku tertentu. Tapi ini pelanggaran HAM. Siap kawal kasus Brigadir J? Kasus Sambo?" tanya orator aksi di atas mobil komando.
"Siaaap. Allahuakbar," teriak massa aksi serempak.
Orator juga menduga otak utama dalam kasus penembakan enam laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 merupakan sosok yang sama dengan pihak terlibat dalam kasus Brigadir J.
"Karena dugaan kuat otak eksekutor yang eksekusi juga yang pelaku KM 50. Jangan-jangan naik BBM untuk alihin kasus. Kacau tidak?" kata orator.
"Kacau," teriak massa aksi.
Di tempat yang sama, mantan Ketum Front Pembela Islam (FPI) Shabri Lubis mengaku heran ada pihak yang sempat memenjarakannya, justru bisa naik pangkat.
"Ada yang habis menjarain kita, orang naik pangkat. Ternyata bangga naik pangkat, Allah hancurkan dia sekarang masuk penjara. Ini sudah urusan Allah," kata
Shabri meminta agar masyarakat tak berhenti berjuang bila terzalimi karena harga BBM naik. Ia percaya bahwa Allah SWT yang akan membalas perbuatan orang-orang yang terzalimi.
"Jangan pernah doa yang kita panjatkan tak pernah didengar. Khusus terzalimi, doa tak pernah ditolak oleh Allah. Jangan berhenti bila anda terzalimi terkait kenaikan BBM. Semoga penyiksaan rakyat Allah balas di dunia," kata Shabri.
Demo Ricuh
Aksi 1209 itu sempat ricuh karena dipicu kehadiran massa lain di luar kelompok tersebut. Berdasarkan pantauan, kericuhan itu bermula ketika ada massa dengan mobil komando sebuah pikap menyeruak ke dekat massa PA 212.
Orator dari mobil GNPR memprotes kehadiran massa baru itu. Orator pun meminta polisi mengamankan mobil komando itu karena diduga provokator.
Polisi menyatakan kericuhan itu terjadi karena miskomunikasi atau salah paham.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan saat kericuhan, dua ruas jalan di Jalan Medan Merdeka Barat diisi oleh dua kelompok massa.
Satu ruas oleh GNPR, sementara satu ruas lagi kelompok yang tidak diketahui asalnya.
"Kalau pantauan kami ada miskom, karena tadi di satu ruas jalan yang lain, tepatnya di Merdeka Barat ada satu aliansi lagi yang menyampaikan pendapatnya di muka umum. Namun sepertinya dianggap mengganggu oleh kelompok yang di sebelahnya PA 212, sehingga ada ketersinggungan," kata Komarudin di lokasi demo, Senin.
Ia mengatakan massa yang berada di sebelah kelompok GNPR berjumlah sekitar 40 orang. Komarudin mengaku juga tidak mengetahui asal kelompok itu.
"Kurang lebih sekitar 40an orang. Kita juga belum monitor mereka dari mana, karena tidak ada pemberitahuan sama sekali," katanya.
(rzr, yoa/gil)